Direktur Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel Wisnu Kuncoro kemudian ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa di Krakatau Steel.
Restrukturisasi dan penguatan komisaris
Praktik-praktik yang bertentangan dengan tatakelola perusahaan yang baik, tak dipungkiri oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, yang menyebut fokus pembenahan yang dilakukan saat ini adalah perbaikan manajemen dan penguatan fungsi komisaris.
Perbaikan manajemen, kata Arya, menjadi kunci utama kementerian dalam melakukan pembenahan. Sebab, jika manajemennya baik, maka akan terungkap masalah-masalah yang terjadi di tubuh perusahaan.
"Yang diutamakan adalah kita evaluasi bisnis dan evaluasi orang-orang," kata Arya.
Dengan restrukturisasi manajemen yang sudah dilakukan, diharapkan mereka yang akan melakukan perombakan total di perusahaan tersebut.
Salah satu restrukturisasi yang dilakukan adalah dengan memangkas sejumlah direksi dari komisaris BTN pada awal bulan ini, tak lama setelah temuan kasus dugaan rasuah yang terjadi di BTN cabang Batam, Kepulauan Riau.
Jumlah direksi yang sebelumnya berjumlah sembilan orang, dipangkas menjadi delapan orang saja. Demikian dengan jumlah komisaris perusahaan, yang sebelumnya delapan menjadi enam orang.
Perampingan serta perombakan struktur bos bank pelat merah itu untuk mencegah adanya celah korupsi dan menghemat biaya operasional perusahaan pada awal bulan ini.
Tak tanggung-tanggung, bekas Komisioner KPK, Chandra Hamzah, dipilih sebagai Komisaris Utama.
Sebelumnya, Kementerian BUMN juga sudah menugaskan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Dia ditugaskan membenahi internal Pertamina, sekaligus menuntaskan sejumlah tantangan perusahaan migas pelat merah tersebut, termasuk mengurangi impor migas dan menekan praktik korupsi di sektor migas.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengakui fungsi komisaris memang diperkuat, sebab menurutnya selama ini fungsi mereka tidak kuat.
"Makanya kami sekarang ini memperkuat mereka karena mereka yang bisa melakukan audit, mereka yang menerapkan GCG (good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik, red.)," ujar Arya.
"Fungsi-Fungsi ini kalau dijalankan dengan baik dan benar oleh komisaris, itu perusahaan pasti bagus kok. Yakin kami itu," tegas Arya.
'Belum cukup'