Ia mengakui pihaknya tak dapat mengundang semua tokoh karena keterbatasan waktu.
"Ada yang sempat kita buat, ada yang tidak sempat kami buat (undangannya)," beber Haikal Hassan.
Lebih lanjut, Haikal Hassan menanggapi isu politis yang dibawa dalam reuni akbar 212.
"Tidak ada manusia yang tidak lepas dari urusan politis, bahkan seorang bayi pun yang meminum susu juga ada unsur politisnya," kata dia.
"Jadi itu lah yang diusung 212 tiap tahun, dan tahun ini pun kita tidak fokus kepada urusan politis."
Lantas, reuni akbar 212 itu menurutnya digelar untuk mempersatukan perbedaan di kalangan masyarakat.
"Tapi fokusnya tetap kita pengin memperkenalkan kepada dunia, lebih khusus kepada Indonesia, bahwa perbedaan-perbedaan ini bisa kita satukan dalam satu tempat, dalam satu wadah, dalam satu panggung," ujar Haikal Hassan.
"Tapi jangan apa-apa diunsurkan dengan politis, apa-apa politis, akhirnya kalau di-serempetin semua kena gitu kan."
Simak video berikut ini menit 1.48:
Anies Baswedan Pidato di Reuni Akbar 212
Reuni akbar 212 yang berlangsung di kawasan Monas Jakarta dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Senin (2/12/2019).
Anies datang ke acara tersebut dengan mengenakan seragam dinas gubernurnya.
Dalam tayangan Kompas Tv, Senin (2/12/2019), ia terlihat duduk bersama para petinggi 212 lain di panggung kehormatan.
Dalam sambutannya, Anies Baswedan mengatakan tentang keberagaman yang ada di Indonesia.
"Bangsa Indonesia sering menarik perhatian dan sering kita sampaikan karena keberagamannya, saya sampaikan ada yang unik dari keberagaman ini," ujar Anies Baswedan.
• Pengamat Sebut Reuni 212 Jadi Ajang Galang Kekuatan setelah Prabowo Bergabung ke Pemerintahan
• Berpidato di Reuni 212, Yusuf Martak Sentil Penguasa karena Cekal Habib Rizieq: Tangan-tangan Kotor