"Kan tetap ada di luar sana yang tidak setuju, tidak puas, tidak dibawa oleh Pak Prabowo mungkin dalam sebuah sistem mereka tetap butuh gerakan-gerakan ini."
Lantas, Guntur menyinggung soal kontroversi yang ditimbulkan oleh gerakan ini.
"Kemudian menurut saya, yang kedua tadi, saya pertama udah sampaikan bahwa 212 menggunakan tempat publik, yang kedua adalah acara ini juga ketika diadakan menggunakan infomasi yang menyesatkan, kontroversi untuk menarik perhatian," kata Guntur.
Ia pun menyinggung soal kepulangan petinggi Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.
Diketahui, hingga kini Rizieq Shihab masih berada di Arab Saudi karena mengaku dicekal oleh pemerintah Indonesia.
"Misalnya soal kepulangan Habib Rizieq yang enggak jadi, dengan alasan, dengan tuduhan bahwa itu dicekal oleh pemerintah kita, ini kan bikin ribut, bikin semua orang bertanya-tanya," jelas Guntur.
• Mulai dari Jokowi hingga Habib Rizieq, Muzammil Yusuf Sebut Kandidat Penguasa Panggung Reuni 212
• Bandingkan Acara 212 Dulu dan Sekarang, Muzammil Yusuf: Jangan Terjadi Lagi Peristiwa 2016 Lalu
Lebih lanjut, Guntur juga menyebut nama Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif.
"Bagus juga sih Ustaz Maarif menggunakan informasi-informasi sehingga orang tertarik untuk mengomentari, untuk membahas."
Guntur menjelaskan, Rizieq Shihab tak kunjung kembali ke Indonesia karena dicekal oleh pemerintah Arab Saudi.
"Iya, tapi ternyata faktanya Habib Rizieq tidak dicekal oleh pemerintah RI, tapi oleh pemerintah Saudi, sampai sekarang kita enggak tahu," ujarnya.
"Tapi pokoknya ini bikin berita yang ramai lah, heboh-heboh dulu ya."
Lantas, Guntur menduga adanya tujuan politik dalam penyelenggaraan reuni akbar 212.
"Yang ketiga, menurut saya tetap ada tujuan politik di situ," kata Guntur.
"Saya katakan, partai-partai di luar sistem tokoh-tokohnya akan diundang oleh 212."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)