"Yang benar terkait dengan masalah kondisi prestasinya, jadi tidak ada hubungannya dengan masalah cek keperawanan," kata Gatot.
Gatot mengatakan atlet berinisial SA tersebut dipulangkan karena melakukan suatu pelanggaran.
Pelanggaran dalam bentuk tindakan indisipliner tersebut mengakibatkan prestasi SA menurun dan terpaksa dipulangkan.
"Tidak betul ada pemulangan paksa oleh pelatih Persani, yang benar bahwa atlet tersebut melakukan tindakan indisipliner dan kurang fokus dan berdampak prestasi menurun," lanjut Gatot.
Ia mengatakan posisi SA untuk berkompetisi di SEA Games, kini sudah diganti dengan atlet lain yang memiliki prestasi lebih baik.
"Sehingga diputuskan pelatihnya tidak disertakan di SEA Games dan digantikan oleh atlet lain yang peringkatnya jauh lebih tinggi," lanjut pernyataan tersebut.
Gatot mengatakan untuk isu-isu semacam itu agar dirundingkan langsung dengan kepala pimpinan cabang olahraga dan KONI.
Karena isu-isu semacam itu dikhawatirkan dapat mengganggu konsentrasi.
Terlebih, masalah seperti keperawanan adalah sesuatu yang bersifat privasi dan tidak memiliki kaitan dengan prestasi atlet.
"Lebih baik berkonsultasi langsung kepada pimpinan induk cabor ataupun KONI, dan jika tidak dapat terselesaikan langsung ke Kemenpora, agar isu-isu sensitif seperti ini bisa segera dimitigasi secepatnya," demikian pernyataan Gatot.
Atlet SA Tuntut Permintaan Maaf
Atlet senam SA yang dipulangkan karena isu tidak perawan, menuntut permintaan maaf atas tudingan tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/11/2019), SA meminta agar semua pihak yang menuding dirinya tidak perawan untuk meminta maaf kepada orangtuanya.
SA mengatakan orangtuanya sangat sedih menerima kabar tersebut.
⢠Soal Isu Atlet SEA Games Dipulangkan karena Tak Perawan, Melanie Subono Geram: Melecehkan Perempuan
"Saya minta pihak yang sudah ngomong tidak sebenarnya itu untuk minta maaf ke orangtua saya karena orangtua saya sangat terpukul," ujar SA kepada para wartawan di rumahnya, Sabtu (30/11/2019).