TRIBUNWOW.COM - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso buka suara soal pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang menyebut Jakarta seperti kampung.
Dilansir TribunWow.com, Sutiyoso tak memungkiri jika DKI Jakarta memang masih tertinggal dari ibu kota negara besar lainnya.
Namun, menurutnya setiap ibu kota memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Hal itu dinyatakan Sutiyoso melalui tayangan YouTube tvOneNews, Rabu (27/11/2019).
• Respons Mantan Gubernur DKI Sutiyoso saat Mendagri Tito Karnavian Sebut Jakarta seperti Kampung
• Bantah Tudingan Tito Karnavian soal Reuni 212, Slamet Maarif: Pernyataannya Buat Politik Tak Stabil
Mulanya, Sutiyoso menyebut pemerintah saat ini terus membenahi pembangunan DKI Jakarta.
"Namun kan kita terus membenahi kota ini gitu ya, kalau Jakarta ini dibandingkan dengan mereka memang tentu ndak sebanding ya," ujar Sutiyoso.
"Tetapi kalau sesama ibu kota, katakan di Asia Tenggara masih sama lah."
Lantas, Sutiyoso menyebut Jakarta lebih baik dibandingkan Ibu Kota Filipina, Manila.
"Kalau dibandingkan Manila ya alhamdulillah kita masih lebih baik menurut saya, kalau dengan Bangkok masih imbang-imbang," terang Sutiyoso.
Ia pun mengakui jika Jakarta masih kalah dengan ibu kota Malaysia.
"Kita kalahnya dengan Kuala Lumpur, apalagi setelah ibu kotanya dipindah ke Putrajaya, memang tambah rapi, tambah bagus, tambah rapi mereka," ungkap Sutiyoso.
Terkait hal itu, Sutiyoso mengimbau masyarakat Jakarta untuk tak berkecil hati.
"Jadi membandingkan kota satu dengan kota lain pasti ada perbedaannya, tetapi kita sebagai rakyat Jakarta enggak usah khawatir lah," ucap Sutiyoso.
"Aku sudah lihat ibu kota banyak negara ya, kita itu ada asosiasi yang namanya gubernur di kota-kota besar dunia yang sering konferensi," sambungnya.
• Ditanya Najwa Shihab, Anies Baswedan Blak-blakan Ungkap Gaji PNS DKI, hingga Belasan Juta Rupiah?
• Soal Ahok di Pertamina, Said Didu Imbau agar Tak Ulangi Kebijakan saat Pimpin DKI: Bisa Dipenjara
Ia pun menyebut Jakarta sebagai ibu kota negara tak terlalu jelek pembangunannya.
"Saya sudah melihat di Amerika Latin, Timur Tengah, Asia juga maupun Asia Tenggara jadi kita enggak jelek-jelek amat lah," ucapnya.
"Apalagi dari gubernur ke gubernur terus dilanjutkan pembangunan dan penertiban."
Lebih lanjut, Sutiyoso juga menyinggung nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Dan saya lihat Gubernur Anies sudah terus membenarkan kota ini," ujar Sutiyoso.
"Jadi insya Allah lah kita memang tidak sebanding dengan mereka, tetapi apabila nanti ibu kota negara ini jadi dipindahkan oleh Pak Jokowi itu juga akan mengurangi beban kita."
Disebutnya, rencana pemindahan ibu kota negara di Kalimantan Timur sebagai ide yang baik.
"Dan saya rasa itu adalah kebijakan yang memang dari dulu kita tunggu-tunggu gitu loh," kata Sutiyoso.
"Kita amat besrsyukur kalau beban satu negara ini bisa berkurang."
Simak video berikut ini menit 3.59:
Tito Karnavian Sebut Kota Jakarta seperti 'Kampung' Dibandingkan Shanghai
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal tata ruang Kota Jakarta.
Tito mempermasalahkan tata ruang kota Jakarta yang begitu buruk hingga dibandingkan dengan kota besar di China, Tito menyebut Jakarta seperti kampung.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Kompastv, Selasa (26/11/2019), Tito mulanya bercerita bagaimana di masa lalu, Indonesia memiliki kota yang lebih modern dan maju dibandingkan dengan China.
Kemudian saat ini, mantan Kapolri tersebut menyayangkan Kota Jakarta yang telah berubah terbalik jika dibandingkan dengan kota-kota besar di China.
Tito menyebut saat ini, Jakarta sudah seperti kampung jika dibandingkan dengan Shanghai.
"Sekarang kebalik-kebalik. Pak Anies, saya yakin Pak Anies sering rapat ke China, kalau kita lihat, Jakarta kayak kampung dibanding dengan Shanghai," ujar Tito.
Tito lanjut menjelaskan soal Indonesia akan menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia.
Ia menjelaskan syarat untuk mencapai hal tersebut adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan terjaganya kemanan negara.
"Ini Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor empat, tapi memang harus ada syaratnya, syaratnya pertumbuhan ekonomi harus tinggi," kata Tito.
"Dan yang kedua harus ada stabilitas keamanan," imbuhnya.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Anung Maulana)