Ahok Jadi Bos Pertamina

Ferdinand Hutahaen Pesimis Ahok jadi Komut Pertamina, tapi Puji-puji BTP saat Pimpin Jakarta

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaen ikut mengomentari soal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Komisaris Utama (Komut) BUMN.

TRIBUNWOW.COM - Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaen ikut mengomentari soal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Komisaris Utama (Komut) BUMN.

Ferdinand Hutahaen mengatakan dirinya pesimis Ahok ditempatkan di jajaran komisaris.

Hal itu diungkapkan Ferdinand Hutahaen saat menjadi narasumber pada acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne pada Minggu (24/11/2019).

Ahok Jadi Komut Pertamina, Arya Sinulingga Ungkap Komisaris Digaji Besar tapi Bantah hingga Miliaran

Ferdinand merasa kebijakan Kementerian BUMN mengangkat Ahok cukup tanggung.

"Saya agak pesimis melihat ini saya bilang kenapa kebijakan Kementerian BUMN serba tanggung," ujar Ferdinand dikutip TribunWow.com dari Talk Show tvOne.

Pasalnya, sebelumnya Ahok digadang-gadang menjadi pendobrak.

Sedangkan, pendobrak lebih pas jika dilakukan oleh seorang direksi.

Seorang komisaris hanya bertugas sebagai pengawas.

"Karena kalau narasinya pendobrak saya minta tadinya kalau Pak Ahok ini tempatkan saja tu di Dirut," katanya.

Opsi lain, Ahok dinilai seharusnya mengisi BUMN yang dianggap sudah bermasalah seperti BPJS.

Pasalnya, Ahok memiliki kemampuan untuk itu.

"atau tempatkan di BUMN lain untuk diselesaikan yang sedang bermasalah."

"Contohnya BPJS Kesehatan, Beliau punya karakter, Beliau punya kemampuan," katanya.

Lantas, Ferdinand memberikan contoh keberhasilan Ahok dalam memerintah Jakarta.

"Kita lihat waktu Beliau jadi Gubernur mampu membangun Jakarta simpang susun Semanggi tanpa APBD."

"Barangkali BPJS bisa beliau selesaikan tanpa APBN, tidak ada defisit lagi," ucap Ferdinand.

Sehingga dia lebih mengkritisi soal penempatan Ahok.

"Nah hal-hal seperti ini mungkin yang perlu dilihat di mana Ahok ini pas ditempatkan di Pertamina ya saya agak pesimis meskipun punya harapan sedikit-sedikit," lanjutnya.

Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto: Keberaniannya Sangat Dibutuhkan

Lihat videonya mulai menit ke-9:35:

asuki Tjahaja Purnama Alias Ahok resmi menjadi Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.

Menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Senin (25/11/2019), Arya Sinulingga mengungkap mengapa Ahok didapuk menjadi Komut bukan Direktur Utama (Dirut).

Mulanya, Arya Sinulingga menjelaskan bahwa Pertamina merupakan perusahaan terbesar di Indonesia.

• Ahok Disuruh Turunkan Impor Pertamina, Arya Sinulingga: Nanti Ada yang Marah kalau Betul Ada Mafia

Sehingga, Pertamina membutuhkan orang-orang yang paling baik untuk mengelola perusahaan di bidang energi itu.

"Kita yang pasti mencari komposisi pengurus untuk Pertamina karena ini adalah BUMN strategis tidak hanya dari sisi keuntungan bagi negara karena kita tahu bahwa Pertamina adalah perusahaan yang terbesar juga di Indonesia."

"Atau BUMN terbesar di Indonesia sehingga kami mencari pengurus-pengurus yang terbaik saat ini gitu," terang Arya.

Namun, Arya menjelaskan bahwa orang-orang di Pertamina kini masih bekerja dengan baik.

"Baik untuk Komisarisnya dan Direksinya, bahwa kita melihat beberapa saat ini memang Pertamina kita lihat setelah kita evaluasi berada dalam track yang masih benar," ujarnya.

Akibatnya, Pertamina saat ini lebih banyak membutuhkan Komisaris dibanding Direktur.

"Sehingga yang kami tambahkan di Direktur Keuangannya itu diambil dari Telkomsel gitu yah, itu pun sebenarnya karena Pak Pahala kita pindahkan ke BTN yang memang membutuhkan seorang Direktur Utama gitu," ucap Arya.

"Sementara yang banyak kita utak atik adalah di Komisarisnya," imbuhnya.

Lantas Arya menjelaskan mengapa Pertamina kini lebih banyak mencari komisaris.

Pasalnya, Menteri BUMN Erick Thohir disebutkan tengah mencari pengawas-pengawas.

"Kenapa di Komisarisnya, sama seperti yang kami sampaikan selalu sama saat ini adalah bahwa komisaris kita perkuat."

"Pak Erick Thohir sebagai Menteri BUMN selalu mengatakan mereka pengawas-pengawas di BUMN yang kita berikan kewenangan dari pemegang saham yaitu pemerintah adalah milik negara melalui Menteri BUMN itu menyerahkannya kepada Komisaris untuk melakukan pengawasan," terang Arya panjang lebar.

• Baru Sehari Menjabat di Pertamina, Candaan Ahok Malah Dikhawatirkan M Qodari: Bisa Jadi Bom Waktu

Namun, Ahok tak hanya satu-satunya yang direkrut sebagai Komisaris.

Adapula polisi bintang tiga untuk menjabat sebagai Komisaris.

"Tidak hanya Pak Ahok yang kita tempatkan di Pertamina, ada juga seorang polisi dengan bintang tiga, ini adalah tujuan kami supaya pengawasan di Pertamina betul-betul efektif," lanjutnya.

Lihat videonya mulai menit ke-7:15:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)