Dirinya juga mengusulkan untuk menyederhanakan mata pelajaran di sekolah dasar.
"Jadi, yang wajib mungkin hanya beberapa. Dulu kalau yang saya usulkan ya, kalau SD itu ya membaca, menulis, berhitung. Jadi SD kelas 1 sampai 3 sebenarnya ya itu aja, membaca, menulis, berhitung, olahraga, kesenian," ujar Darmaningtyas.
"Baru kelas 4, baru mulai belajar matematika, IPA, gitu. Jadi itu harus disederhanakan."
Sejumlah poin yang disampaikan oleh Nadiem Makarim dinilai Darmaningtyas telah ada pada semangat perubahan kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 tersebut berisi tentang penciptaan sistem pembelajaran yang lebih menyenangkan, murid lebih aktif bertanya daripada mendengarkan.
Serta memanfaatkan sumber pembelajaran selain guru seperti alam sekitar.
"Tapi ya itu tadi, karena mata pelajarannya terlalu banyak, tuntutan administratif terlalu tinggi, akhirnya apa yang menjadi spirit 2013 itu tidak terwujud di lapangan," katanya.
• Kepala BNPT Suhardi Alius Ungkap Cara Lawan Radikalisme, Ajak Nadiem Makarim dan 260 Ribu Penceramah
Dilansir dari TribunWow, akun Twitter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, @Kemdikbud_RI mengunggah salinan pidato dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Sabtu (23/11/2019).
Pidato Nadiem Makarim tersebut lalu menjadi perbincangan warganet di Twitter dan sempat menjadi trending topik.
Dalam pidatonya, Nadiem mengungkapkan ingin melakukan perubahan pada sistem pendidikan Indonesia.
Mendikbud lalu meminta untuk para guru untuk membuat situasi belajar di kelas menjadi lebih menyenangkan.
"Namun perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama," begitu tulisnya.
• VIRAL Surat dari Guru ke Nadiem Makarim soal Sekolah di Pedalaman Papua, Ternyata Begini Kondisinya
Isi pidato Mendikbud Nadiem Makarim:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Shalom
Om Swastiastu
Namo Buddhaya
Rahayu
Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua,
Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,
Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik.
Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.