TRIBUNWOW.COM - Anggota DPRD DKI Jakarta Partai Gerindra, Inggard Joshua turut menanggapi soal penggusuran Warga Jalan Agung Perkasa VII, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Inggard Joshua tidak setuju dengan ungkapan anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PDIP, yang menyebut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah ingkar janji.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne pada Selasa (19/11/2019), Inggard Joshua membantah bahwa Anies Baswedan berjanji tidak akan menggusur.
• Curhatan Warga Sunter, Digusur hingga Ungkit Janji Anies Baswedan: Peribahasanya Kita Punya Pemimpin
Menurutnya saat ini ada kesalahpahaman antara warga dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Secara langsung saya tidak pernah mendengar hal itu, walaupun ada janji seperti itu mungkin saja miskomunikasi yang dilakukan," ujar Inggard.
"Tidak akan mungkin yang kawan saya katakan Pak Johny, memang Jakarta perlu ditata, dan penataan pasti ada yang artinya dipindahkan gitu," imbuhnya.
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta tidak melakukan penggusuran melainkan penataan.
"Saya enggak suka terkait menyangkut masalah istilah gusur, kalau gusur itu kan istilahnya liar gitu."
"Kita ini kan sebelum melakukan penataan kenapa penaataan," jelasnya.
Inggard menegaskan warga Sunter justru yang meminta untuk melakukan penataan.
Pasalnya, banyak warga di perumahan Sunter terganggu dengan masyarakat yang mendiami bantaran kali.
"Saya ulangi penataan karena penataan ini karena ada permintaan dari warga ada 721 warga di tempat situ, kita terganggu kehidupan kita karena mereka hidup di bantaran," ujar Inggard.
Apalagi, masyarakat di bantaran sungai itu membuka lapak yang aslinya bukan tempat untuk berjualan.
"Dan membuka lapak-lapak yang notabenenya itu adalah bukan daerah tempat untuk berdagang tapi tempat daerah untuk pemukiman," ungkap dia.
"Di samping itu juga sebagian besar dari penduduk yang ada di pedagang sana bukan asli penduduk sana pendatang," imbuh Inggard.
Sebagian besar warga Sunter bahkan sempat mengadu Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan perbaikan jalan dan sebagainya.
Karena lebih banyak yang meminta penataan, maka pemerintah lebih memprioritaskan untuk melakukan relokasi.
• Politisi PDIP Ungkit Lagi Janji Anies Baswedan pada Warga saat Kampanye: Bulan Madu Itu Hanya Mimpi
"Ketika mereka mengadu ke Pemprov melalui masukan-masukkan untuk perbaikan jalan, saluran, itu tidak bisa dilakukan karena terganggu oleh masyarakat yang di sana."
"Tentu saja mana yang kita harus bela, yang 721 atau yang 62 KK," ujarnya.
Sehingga, Inggar meminta agar publik tidak menyalahkan satu pihak.
Namun, melihat dari sisi-sisi lain demi kepentingan bersama.
"Tentu hal-hal ini yang harus kita lihat secara objektif, jangan kita bicara subjektif."
"Ini baik dilakukan untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan," ungkap dia. '
Lihat videonya mulai menit ke-11-15:
Sementara itu pada acara tersebut, Anggota DPRD fraksi PDIP, Johny Simanjuntak menilai, janji Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hanya harapan palsu karena pemerintah Jakarta menggusur wilayah tersebut.
Mulanya, Johny Simanjuntak membenarkan warga bahwa Anies Baswedan telah ingkar janji.
"Ya justru sampai di sini benar sekali, apa yang dikatakan oleh warga," ungkap Johny dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne.
Menurutnya, janji yang dilanggar oleh Anies Baswedan masih merupakan masalah kecil.
Johny tidak membantah bahwa nantinya akan ada banyak janji dari Anies Baswedan yang lain yang bisa dilanggar.
"Pak Gubernur ini ya, masih kecil ini banyak hal yang Beliau janjikan nanti yang kemungkinan besar memang agak sulit untuk dia tidak langgar," ungkapnya.
Apalagi, janji-janji Anies diucapkan saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Biasanya janji-janji pejabat akan banyak terlontar ketika masih kampanye demi meraup suara.
"Karena memang janji kemarin itu lebih dalam semangat populisme dan ya semangat dalam secara elektoral dia nanti akan semakin terpilih," lanjutnya.
"Padahal program-program itu sangat tidak visible (terlihat)," imbuh Johny.
Johny mengatakan kembali bahwa nantinya Anies akan lagi melanggar janjinya.
Pasalnya, merawat Jakarta dengan segala permasalahannya bukan sesuatu yang mudah.
"Seperti yang dikatakan di awal tadi, cepat atau lambat Pak Gubernur akan menghadapi masalah-masalah seperti ini," ucap Johny.
"Karena Jakarta biar bagaimanapun tidak bisa terlepas dalam soal penataaan, persoalan banjir, kemacetan itu kan persoalan yang belum berkesudahan," tambah Johny.
• Tak Mau Jawab soal Penggusuran di Sunter, Anies Baswedan: Tanya ke Wali Kota Jakarta Utara Saja
Johny mengatakan, memang ada wilayah-wilyah-wilayah di Jakarta yang sulit terhindar banjir.
Selain itu, ada pula tempat-tempat yang sulit terhindar dari kemacetan karena adanya pedagang kaki lima.
"Masih terus mendera Jakarta, ketika berbicara banjir ada wilayah-wilayah tertentu ya punya variabel atau membuat salah satu kenapa banjir itu bisa terjadi."
"Katakanlah rumah-rumah di sekitar bantaran kali, soal kemacetan soal pedagang kaki lima," ujar Johny.
Seharusnya, Anies memikirkan kembali janji-janji yang dilontarkan waktu kampanye.
Bukan dengan mudah membuat janji, namun harus dilakukan kajian terlebih dahulu.
"Tetapi kemarin kan Pak Gubernur saya enggak tahu apakah itu melalui suatu kajian yang baik, kajian komprehensif sehingga begitu gampang memberikan sebuah janji," ungkap Johny.
Sehingga, janji-janji Anies itu nanti akan menimbulkan harapan yang manis bagi warga.
Namun, janji-janji yang tidak ditepati hanya akan menjadi harapan palsu.
"Ya yang menurut masyarakat itu adalah sebuah bulan madu."
"Namun bulan madu itu rupanya hanya mimpi," tandas Johny.
Anggota DPRD DKI Jakarta, fraksi PDIP, Johny Simanjuntak turut berkomentar masalah penggusuran saat hadir di acara Apa Kabar Indonesia Malam TV One pada Selasa (19/11/2019). (Channel Youtube Talk Show tvOne)
• Sempat Dikritisi soal Formula E 2020, Anies Baswedan Ternyata Sudah Temui Pembalap Asal Belgia
Sehingga, Johny mengkritisi janji-janji Anies yang dianggap berlebihan waktu kampanye.
"Itu yang terjadi sekarang, jadi yang kita persoalkan adalah semangat populisme yang berkelebihan itu akhirnya tidak bisa terlaksana itu yang kita lihat sekarang. Mana Janji Pak Anies," kritik Johny.
Johny menyarankan, Anies agar bisa memberikan sosialisasi ke warga terkait penggusuran.
"Nah ini juga masalah sosialisasi pendekatan ini, nggak bisa lagi di level walikota."
"Harus di level Gubernur menyesuaikan ini kepada mereka, karena dalam ingatan dalam memori masyarakat itu adalah ini kan janji kampanyenya Gubernur," ujar Johny.
Lihat videonya mulai menit ke-7:50:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)