Apalagi, janji-janji Anies diucapkan saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Biasanya janji-janji pejabat akan banyak terlontar ketika masih kampanye demi meraup suara.
"Karena memang janji kemarin itu lebih dalam semangat populisme dan ya semangat dalam secara elektoral dia nanti akan semakin terpilih," lanjutnya.
"Padahal program-program itu sangat tidak visible (terlihat)," imbuh Johny.
Johny mengatakan kembali bahwa nantinya Anies akan lagi melanggar janjinya.
Pasalnya, merawat Jakarta dengan segala permasalahannya bukan sesuatu yang mudah.
"Seperti yang dikatakan di awal tadi, cepat atau lambat Pak Gubernur akan menghadapi masalah-masalah seperti ini," ucap Johny.
"Karena Jakarta biar bagaimanapun tidak bisa terlepas dalam soal penataaan, persoalan banjir, kemacetan itu kan persoalan yang belum berkesudahan," tambah Johny.
• Tak Mau Jawab soal Penggusuran di Sunter, Anies Baswedan: Tanya ke Wali Kota Jakarta Utara Saja
Johny mengatakan, memang ada wilayah-wilyah-wilayah di Jakarta yang sulit terhindar banjir.
Selain itu, ada pula tempat-tempat yang sulit terhindar dari kemacetan karena adanya pedagang kaki lima.
"Masih terus mendera Jakarta, ketika berbicara banjir ada wilayah-wilayah tertentu ya punya variabel atau membuat salah satu kenapa banjir itu bisa terjadi."
"Katakanlah rumah-rumah di sekitar bantaran kali, soal kemacetan soal pedagang kaki lima," ujar Johny.
Seharusnya, Anies memikirkan kembali janji-janji yang dilontarkan waktu kampanye.
Bukan dengan mudah membuat janji, namun harus dilakukan kajian terlebih dahulu.
"Tetapi kemarin kan Pak Gubernur saya enggak tahu apakah itu melalui suatu kajian yang baik, kajian komprehensif sehingga begitu gampang memberikan sebuah janji," ungkap Johny.