TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang dahulu menemani mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok bicara soal kecocokan Ahok di BUMN.
Djarot Saiful Hidayat kemudian menjelaskan bagaimana obsesi yang dimiliki oleh Ahok akan menjawab apakah Ahok cocok atau tidak di BUMN.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan Kompastv, Senin (18/11/2019), mulanya Djarot yang menjadi narasumber dalam acara 'AIMAN' menceritakan dirinya sudah sejak lama mengenal Ahok.
Pertama dirinya bercerita telah bekerja menjadi Wakil Gubernur DKI menemani Ahok.
"Saya bekerja langsung dengan Pak Ahok itu dua setengah tahun, cukup lama," kata Djarot Saiful Hidayat.
Djarot Saiful Hidayat kemudian menjelaskan dirinya telah mengenal Ahok saat masih menjabat sebagai Wali Kota Blitar.
"Tapi sebelumnya saya sudah kenal lama ketika dia sebagai Bupati Belitung Timur, dan saya sebagai Wali Kota Blitar," jelas Djarot Saiful Hidayat.
Kedekatannya dengan Ahok yang tidak sebentar, Djarot Saiful Hidayat mengakui dirinya sudah tahu bagaimana jalan pikir dan keinginan seorang Ahok.
"Sudah ngobrol, sedikit banyak saya tahu bagaimana kompetensi Beliau," jelas Djarot Saiful Hidayat.
"Saya tahu bagaimana jalan pikiran, keinginannya, idealismenya kemudian obsesinya, saya tau," tambahnya.
Djarot Saiful Hidayat menjelaskan meskipun Ahok hanya seorang minoritas di Indonesia, tetapi nasionalismenya sangat tinggi.
"Ahok ini adalah seorang Tionghoa, minoritas," terang Djarot Saiful Hidayat.
"Tetapi dia sangat cinta pada Indonesia," imbuhnya.
Djarot Saiful Hidayat kemudian memaparkan apa keinginan Ahok.
"Keinginannya adalah bagaimana dirinya bisa memberikan sumbangan positif bagi kemajuan Indonesia," terang Djarot Saiful Hidayat.
Kemudian ia mengatakan obsesi yang dimiliki Ahok adalah pengelolaan negara yang bersih dan tidak menyimpang.
"Untuk mewujudkan dia punya obsesi," jelas Djarot Saiful Hidayat.
"Apa obsesinya?"
"Dia ingin pengelola negara berintegritas, bersih, dan transparan," imbuhnya.
• Bahas Ahok, Politisi PKS Ungkit Janji Jokowi, Sebut Erick Thohir Tak Jaga Etika di Depan Publik
Video dapat dilihat menit 12.06
Said Didu Harap Ahok Dapat Tiru Karakter Ignasius Jonan
Rekruitmen mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok jadi bos BUMN menuai banyak kontroversi, satu di antaranya adalah karena karakter keras yang dimiliki oleh Ahok.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, merupakan satu orang yang kontra terhadap wacana pemerintah menjadikan Ahok bos BUMN.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Kompastv, Minggu (17/11/2019), meskipun menolak Ahok, namun Said Didu berharap Ahok dapat menjadi seperti mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan yang keras namun santun.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok (kiri) dan Mantan Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan (kanan) ((TRIBUNJATIM.COM) dan KPPU.GO.ID)
Mulanya Said Didu menjelaskan, publik saat ini publik masih beranggapan bahwa karakter Ahok masih sama seperti dulu saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Karakter Ahok kala itu terkenal keras dan disiplin dalam menertibkan birokrasi di Jakarta yang mencoba menyalahi aturan.
Said Didu sendiri tidak mengetahui apakah kini Ahok masih seperti dulu atau sudah memiliki sifat yang berbeda.
"Publik ini masih terbawa bahwa Ahok seperti karakternya dulu," kata Said Didu.
"Saya enggak tahu, siapa tahu sudah berubah," tambahnya.
Said Didu mengatakan memang diperlukan karakter berani dan keras seperti Ahok.
Hal yang dipermasalahkan oleh Said Didu adalah Ahok yang sering marah-marah dan membentak orang lain secara frontal.
Menurutnya cara seperti itu tidak bisa diaplikasikan pada BUMN.
"Nah karakter pemberani seperti Ahok itu dibutuhkan, tapi dengan cara yang santun, sopan, good governance dan macam-macam," jelas Said Didu.
Said Didu kemudian memberi contoh orang yang memiliki sifat seperti Ahok, pemberani dan keras, namun tetap santun.
"Contoh yang saya katakan kita pernah menempatkan orang pemberani itu, Jonan (Ignasius Jonan)," kata Said Didu .
Said Didu mengatakan saat itu ia ikut serta sebagai orang yang menyeleksi Ignasius Jonan menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia.
"Kebetulan saya yang menyeleksi sebagai Dirut Kereta Api," tutur Said Didu.
Ia mengiyakan bahwa Jonan memang memiliki watak yang keras, tetapi menurutnya Jonan tetap memiliki batasan dalam bertutur kata.
Hal itulah yang menurut Said Didu menjadi faktor utama PT Kereta Api kini mengalami peningkatan kualitas.
"Orangnya keras tapi kata-katanya itu terukur sehingga Kereta Api menjadi baik," jelas Said Didu.
Said Didu mempertanyakan apakah Ahok mampu berubah seperti Jonan, menjadi orang yang keras namun tetap lembut.
"Saya enggak tahu, siapa tahu Ahok akan berubah menjadi Jonan," kata dia.
• Sempat Minta Ahok Keluar dari PDIP jika Masuk BUMN, Jubir Presiden Fadjroel Rachman Akui Keliru
Video dapat dilihat menit 13.20
Ferdy Hasiman Sebut Karakter Ahok Sangat Oke untuk Masuk BUMN
Peneliti ALPA Research Database Ferdy Hasiman menjelaskan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki kriteria yang bagus untuk menjabat Direktur Pertamina.
Ferdy menjelaskan sifat Ahok yang keras dan transparan sejak menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta akan menjadi bekal dirinya untuk menjabat sebagai Direktur Pertamina
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Kompastv, Minggu (17/11/2019), awalnya Ferdy menjelaskan mengapa Ahok harus ditempatkan pada posisi direktur.
Ia mengatakan ketika Ahok ditempatkan di posisi direktur, Ahok memiliki kekuatan yang lebih untuk mengatur Pertamina.
"Posisi Ahok yang paling pas itu Direktur Pertamina," kata Ferdy.
"Kalau direktur dia lebih bertenaga," tambahnya.
Ferdy menyayangkan jika Ahok hanya ditempatkan sebagai komisaris.
"Kalau posisi komisaris, dia hanya bertugas mengawasi dan memelototi seluruh anggaran kerja Pertamina" kata Ferdy.
Namun Ferdy berpendapat jika Ahok ditempatkan menjadi direktur, ia yakin BTP mampu bantu pekerjaan Jokowi dan Erick Thohir dalam membereskan BUMN.
"Kalau di direktur kerja Pak Ahok akan lebih dimaksimalkan untuk bisa membantu banya pekerjaan Pak Jokowi dan Pak Erick Thohir ke depan," kata Ferdy.
Ferdy kemudian mengutarakan pendapatnya soal banyaknya argumen kontra terhadap karakter Ahok menjadi bos BUMN.
Ia mengatakan tidak ada aturan yang dilanggar oleh Ahok.
"Saya kira tidak ada aturan yag dilanggar dari porses penyeleksian Pak Ahok," jelas Ferdy.
"Apalagi proses penyeleksian Dirut atau Komisaris BUMN itu dilakukan oleh kementerian sangat transparan sekali," tambahnya.
• Mahfud MD Ungkap Ahok Tetap Bisa Jadi Bos BUMN meski Berstatus Mantan Napi, Ini Penjelasannya
Soal karakter Ahok yang keras dan tegas, Ferdy setuju dan sangat mendukung orang seperti Ahok ditempatkan di salah satu BUMN terbesar milik Indonesia yang mengatur hajat hidup orang banyak.
"Jadi terkait dengan karakter, karakter Pak Ahok sangat oke kalau ditempatkan di BUMN seperti Pertamina," kata Ferdy.
Menurutnya BUMN membutuhkan orang-orang sepeti Ahok untuk menjadi petinggi BUMN.
"Memang kita membutuhkan Pak Ahok untuk menempati posisi itu (petinggi BUMN)," terang Ferdy.
Ferdy kemudian menegaskan untuk menjadi Direktur Pertamina diperlukan watak yang keras.
"Karena Direktur Pertamina itu harus benar-benar garang," tegas Ferdy.
Pengalaman dan watak keras Ahok sudah didapat semenjak ia menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Dia sudah membangun sebuah benteng pertahanan yang tangguh di DKI Jakarta," kata dia.
"Untuk menjaga dan melindungi keuangan negara," imbuhnya.
• Kursi Petinggi 3 Perusahaan BUMN Mulai Dirombak, Termasuk Disiapkan untuk Ahok
Video dapat dilihat menit 3.40
(TribunWow.com/Anung Malik)