Namun, hal itu langsung disanggah oleh Ferdy.
"Saya berbeda dengan Pak Said Didu ya, saya tidak menempatkan Ahok sebagai komisaris, saya lebih menempatkan Ahok sebagai posisi direktur," terang Ferdy.
Dengan pengalaman sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok disebutnya mampu menerapkan sistem kerja transparan jika menduduki posisi strategis di BUMN.
"Sebagai posisi direktur saya kira ini sangat penting, Pak Ahok bisa membawa model kerja dari DKI Jakarta ke Pertamina," jelas Ferdy.
Lantas, Ferdy menyebut transparansi Ahok sangat penting untuk diterapkan di Pertamina.
Sebab, menurutnya di Pertamina banyak terjadi transaksi gelap yang perlu diberantas.
"Jadi transparansi itu menjadi poin penting dari Pak Ahok," jelas Ferdy.
"Kenapa transparansi penting? Karena di Pertamina itu banyak sekali proses yang dilakukan dalam ruang gelap."
Menurutnya, Ahok merupakan tipe pemimpin yang selalu menerapkan transparansi.
Terutama jika berhubungan dengan keuangan negara atau kepentingan publik.
"Nah, Pak Ahok itu tidak suka dengan transaksi kayak gitu, jadi dia pengin seluruh transaksi yang terkait dengan keuangan negara, kepentingan publik harus di atas meja," jelas Ferdy.
"Nah, makanya dia akan membangun sistem seperti itu."
Lantas, dengan transparansi yang selalu diterapkan, Ahok disebutnya dapat membawa pengaruh baik di Pertamina.
"Dengan sistem transparansi seperti itu saya kira sangat bagus untuk membangun sebuah model good coorporate goverment di Pertamina," sebutnya.
Lebih lanjut, Ferdy menyatakan bahwa selama ini stuktur organisasi di Pertamina menyebabkan pengambilan keputusan berlangsung lambat.
"Apalagi kan secara struktur organisasi di Pertamina kalau dilihat lebih ke dalam lagi ini sangat tidak efektif sekali jadi rantai struktur organisasi sangat panjang dan membuat proses pengambilan keputusan sangat panjang," terangnya.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)