TRIBUNWOW.COM - Pengamat terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak membahas soal aksis teror di Medan yang dilakukan oleh orang yang menggunakan kamuflase ojek online.
Zaki memprediksi pola serangan teror yang menggunakan kamuflase-kamuflase semacam aksi teror di Medan akan terus bertambah.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Sabtu (16/11/2019), Zaki mulanya menceritakan bagaimana ada aksi teror lain yang menggunakan modus tertentu.
Zaki bercerita di Wonokoromo ada aksi penyerangan terhadap polisi dengan modus mengaku kehilangan motor.
"Yang di Wonokoromo itu ada orang mengaku kehilangan motor, lalu bilang mau ketemu polisi untuk melapor," ungkap Zaki dalam acara diskusi di Jakarta, Sabtu (16/11/2019).
"Ternyata itu hanya alasan untuk menyerang polisi," tambahnya.
Menanggapi bom Medan, Zaki mengatakan pelaku teror sengaja menggunakan jaket ojek online (ojol) agar tidak dicurigai oleh pihak kepolisian.
Zaki mengatakan kamuflase semacam ini akan semakin terus bervariasi dan semakin banyak digunakan dalam aksi teror di Indonesia.
Semakin berjalannya waktu, Zaki juga mengatakan kamuflase yang digunakan akan semakin sulit dideteksi oleh polisi.
"Sebelumnya ya jarang sekali orang melakukan aksi teror dengan menggunakan kamulfase sederhana," ujar Zaki.
"Saya memperkirakan, kamuflase ini akan semakin bervariasi sehingga makin sulit dideteksi oleh polisi," lanjut dia.
Zaki juga memberikan tanggapannya terhadap aksi teror yang melibatkan keluarga pelaku teror.
Menurut Zaki aksi tersebut dilakukan karena kurangnya personil dalam melakukan aksi teror.
Sebab banyak teroris di Indonesia yang telah tewas dan tertangkap lalu dipenjara.
"( Teroris) di Indonesia sedang kekurangan sumber daya. Sebab teroris laki-laki itu banyak yang tewas atau dipenjara," ujar Zaki.