“Sangatlah bagus jika Ahok membantu pemerintah Jokowi di Pertamina."
"Pertamina juga harus menyelesaikan pembangunan kilang-kilang migas yang sudah ada programnya sejak tahun 2014, namun belum bisa dijalankan sampai sekarang, karena ketiadaan mitra bisnis."
"Risikonya, kita terus tertekan karena impor migas tinggi,” ucap dia.
Senada dengan Demokrat
Jansen Sitindaon, Ketua DPP Partai Demokrat menyebut Ahok lebih cocok memimpin PLN.
Hal itu melalui akun twitter @jansen_jsp, Rabu.
Dia berharap Ahok ditempatkan di perusahaan BUMN yang mengurusi hajat hidup rakyat seperti PLN dan Pertamina.
"Diluar kontroversinya di Jakarta, saya yakin pak @basuki_btp ini punya kemampuan mumpuni.
Kalau bisa pak Ahok ini diberikan BUMN besar, yg mengurusi hajat hidup orang banyak mas@erickthohir. Seperti PLN atau @pertamina. Jgn BUMN yg "ecek-ecek". Agar kemampuannya tersalurkan pas!"
"Marah-marahnya pak
@basuki_btp
ini juga kadang-kadang kita perlu. Asal marahnya ini utk tujuan perbaikan ya.
Kalau di PLN atau Pertamina, pilih ini BUMN yang cocok, sesuai sekali menurut saya. Biar dia tatar dan "marahi" dulu petinggi² 2 BUMN itu agar kerja beres," sambungnya.
• Ahok Dikabarkan Jadi Dirut PLN, Staf Khusus Menteri BUMN: Kita Belum Sejauh Itu
Sementara, mantan Sekretaris BUMN Said Didu berkomentar di akun twitternya @msaid_didu.
Ia justru menyoroti para pendukung Ahok.
"Rencana menempatkan Ahok di BUMN mengembalikan arogansi para pendukung Ahok dan sebaliknya. Ini menunjukkan bhw kontraversi ttg Ahok masih sangat tinggi.
Orang yg coba nilai obyektif pun dihajar secara kasar oleh para Ahoker di medsos," tulisnya.
Tanggapan Jokowi