TRIBUNWOW.COM - Presenter Pandji Pragiwaksono menyampaikan kritikannya terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Melalui channel YouTube Pandji Pragiwaksono, Senin (11/11/2019), Pandji bersama Politisi PSI Rian Ernest memberikan komentarnya terkait anggaran janggal DKI Jakarta.
Pandji Pragiwaksono menilai Anies Baswedan terlalu tertutup soal anggaran tersebut.
Ia juga membandingkan Anies Baswedan dengan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya yang dinilai lebih terbuka soal anggaran.
• Tanggapi Anggaran Janggal DKI, Politisi PSI Rian Ernest Soroti Sikap Anies Baswedan: Ngeles Aja Itu
• Dikritik soal APBD Janggal DKI, Anies Baswedan Beberkan Pengakuan Staf: Memang Iya, Tiap Tahun Gini
Menanggapi soal anggaran lem Aibon dan bolpoin itu, Pandji mengaku sudah berkomunikasi dengan seorang rekan yang bekerja di Balaikota DKI Jakarta.
"Gue waktu ramai-ramai kemarin sempet tanya sama temen gue yang di balaikota, gue bilang salah satu kritik terbesarnya adalah kalau dulu udah dibuka dari perencanaan plafon, kenapa sekarang tidak?," terang Pandji.
"Jawaban mereka ya karena memang beda approach aja sih, kalau kami lebih memilih untuk (anggaran) ini semua akan berubah anyway, kita mau sedetail apapun nanti juga akan berubah."
Lantas, Pandji menyinggung soal anggaran pembelian penghapus papan tulis di era pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Diketahui, kala itu publik juga sempat diramaikan dengan anggaran pembelian penghapus papan tulis yang totalnya juga dinilai tak wajar.
"Kayak yang si penghapus papan tulis di APBD enggak ada, emang enggak ada gitu, jadi cuma dummy (tipuan) aja, cuma nge-tag aja, cuma ngecup aja," sambung Pandji.
Lebih lanjut, Pandji menceritakan pernyataan rekannya yang bekerja di balaikota.
Rekan Pandji itu disebutnya berpikir bahwa anggaran memang selayaknya disampaikan ke masyarakat jika sudah selesai dibahas.
Untuk itu, anggaran DKI Jakarta kini yang diunggah di website masih dalam bentuk rincian kasar.
"Dia bilang, daripada nanti ramai karena toh ini belum jelas, lo nanti lihat pas udah jelas aja," terang Pandji.
Lantas, Pandji menyampaikan kritikannya terhadap pemerintahan Anies Baswedan.
"Tapi kan di sisi lain, setiap kali ada pintu yang lo tutup atau jendela yang lo tutup, kan ada kecurigaan," kata Pandji.
"Kecurigaan kan jadi sentimen, sentimen itu jadinya keriuhan yang sebenernya enggak perlu, iya enggak sih?," sambungnya.
• Anies Baswedan Klaim Tak Bersalah atas Polemik Anggaran DKI: Salah Itu kalau Tahu Masalah tapi Diam
• Bahas Anggaran Lem Aibon dan Bolpoin DKI, Pengamat Ini Cek Harga di Toko Online: Ya Tuhan, Buat Apa?
Semakin anggaran tersebut ditutupi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, publik disebutnya akan semakin bertanya-tanya.
"Kalau lo tutup ramai enggak perlu, kalau lo buka ramai tapi perlu," terang Pandji.
Lebih lanjut, menyinggung soal tudingan yang mengarah kepada pihak-pihak yang mengkritisi kebijakan Anies Baswedan.
"Jadi ya enggak tahu nih, kayaknya sih orang bisa aja siwer ya sama keramaian yang terjadi di urusan anggaran ini karena kan lo pasti juga pernah mendengar atau mungkin merasa bahwa ini mah karena enggak bisa move on aja dari pilkada," ucap Pandji.
"Iya, selalu begitu bilangnya, padahal partainya beda," sambung Rian Ernest.
Simak video berikut ini menit 21.04:
Sebelumnya, Rian Ernest buka suara terkait polemik anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta yang kini jadi perbincangan publik.
Rian Ernest menyebut Anies Baswedan seolah tak mau mengakui kesalahan yang telah diperbuat.
Diketahui, Anies Baswedan mengaku akan memperbaiki sistem e-budgeting yang dianggap menjadi masalah utama timbulnya anggaran tak wajar DKI Jakarta.
Mulanya, Pandji Pragiwaksono menanyakan pendapat Rian Ernest tentang sikap Anies Baswedan dalam menanggapi masalah ini.
"Prediksi lo sebenarnya dia (Anies Baswedan) miss ya? Bukan miss sih, ngegampangin?," tanya Pandji.
• Anies Baswedan Ungkap Alasan Kenapa Website APBD DKI Dikunci: Orang Enggak Sadar Ini
• Anies Baswedan Klaim Tak Bersalah atas Polemik Anggaran DKI: Salah Itu kalau Tahu Masalah tapi Diam
Menurut Rian, Anies Baswedan tak maksimal, bahkan terkesan tak disiplin dalam melaksanakan program DKI Jakarta.
Hal tersebut dinilai Rian menjadi penyebab timbulnya anggaran tak wajar tersebut.
"Memang ada conduct-nya enggak baik aja, enggak maksimal, enggak efisien, enggak straight gitu, enggak disiplin," ucap Rian.
Lantas, Pandji menanyakan tentang perubahan setelah APBD DKI Jakarta yang tak wajar itu diketahui publik.
"Menurut lo setelah diawasi kayak gini lo merasakan perubahan enggak?," tanya Pandji.
"Enggak, karena Pak Gubernur bilang pokoknya gue enggak mau buka gitu," jawab Rian.
Pandji lantas juga menanyakan tentang pemalsuan (dummy) rincian anggaran DKI Jakarta yang diunggah di website resmi pemerintah provinsi (Pemprov) DKI.
"Kan tadi kita ngomongin soal sistem yang salah sehingga dummy-dummy itu masih ada sampai sekarang?," tanya Pandji.
Menurut Rian, dummy tersebut bukan lah salah sistem e-budgeting.
Namun, ada oknum yang sengaja menciptakan dummy tersebut.
"Dummy itu orang, dummy kan masuk masuk bukan karena sistem, karena orangnya aja," terang Rian.
"Dan orang itu tidak termonitor lagi."
(TribunWow.com)