Kabinet Jokowi

Mendes Klaim Punya Bukti Tak Ada Desa Siluman yang Dibuat demi Dana Desa, Bantah Sri Mulyani?

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah, Abdul Halim Iskandar sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju serta pejabat setingkat menteri.

"Kami mendengar beberapa masukan karena adanya transfer ajek dari APBN sehingga sekarang muncul desa-desa baru yang bahkan tidak ada penduduknya, hanya untuk bisa mendapatkan (dana desa)," ujar Sri Mulyani di depan anggota Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Grab for Good, Jakarta, Selasa (24/9/2019) lalu. (Tribunnews/Dea Duta Aulia)

Sebut Desa Kosong

Abdul Halim Iskandar membantah adanya desa fiktif demi mendapatkan kucuran dana desa.

Bantahan ini ia sampaikan seusai menemui Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy di kantor Kemendes PDTT, seperti dilansir TribunWow.com dalam tayangan iNews Pagi di iNews Tv, Selasa (5/11/2019).

Abdul Halim menegaskan desa tersebut bukanlah desa baru yang sengaja dibangun sehingga belum berpenduduk.

Akan tetapi desa itu kosong lantaran penduduknya berpindah karena suatu alasan.

Contohnya desa-desa di Jawa Timur yang ditinggalkan penduduknya karena terdampak semburan lumpur Lapindo.

Kemendes akan menggerakkan pendamping desa untuk memantau wilayah yang tak memiliki penduduk.

"Pada posisi ini Kementerian Desa lebih kepada memantau dan melakukan verifikasi dan pelaporan dari pendamping-pendamping desa," ujarnya.

Pada program iNews Malam, Selasa (5/11/2019), Mendes juga mengklarifikasi tentang adanya desa "siluman".

"Ada desa yang seakan-akan siluman seakan-akan tidak ada padahal ada sebenarnya," ujar kakak dari Muhaimin Iskandar ini.

"Yaitu desa yang ada di kawasan pinggiran hutan, sistem pemerintahannya ada, struktur perangkatnya ada, penduduknya ada, wilayahnya ada tapi terlalu luas, tapi penduduknya nggak terlalu banyak,"

"Ketika pendamping desa kita minta melakukan pemetaan dan pencermatan dan indikasi terhadap keberadaan desa tersebut, awalnya ia mengatakan nggak ada," tambah Abdul Halim.

Pihaknya kemudian meminta pendamping desa untuk mengecek ulang.

Raih Penghargaan dari Asian Business Leadership Forum, Sri Mulyani Dinilai Mampu Lewati Krisis

Hasilnya, desa tersebut memang ada, namun penduduknya baru kembali saat malam hari.

Halaman
1234