TRIBUNWOW.COM - Ketua TGUPP DKI Jakarta Amien Subekti sependapat dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal munculnya angka tak masuk akal di proses perencanaan APBD DKI 2020.
Amien menjelaskan munculnya angka tak masuk akal itu berasal dari kesalahan sistem e-budgeting itu sendiri.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Selasa (12/11/2019), Amien menyampaikan dua hal terkait kejanggalan anggaran.
Mulanya, Amien Subekti mengatakan proses anggaran sedang berjalan.
"Satu kalau dari sisi substansi isu sebenarnya sangat clear, ini proses yang sedang berjalan, dari sisi proses," jelas Amien.
Kemudian Amien membahas bahwa memang diperlukan beberapa perbaikan untuk sistem anggaran.
"Yang kedua memang diakui, tidak diakui ada beberapa hal yang terkait dengan sistem yang perlu di-improve," kata Amien.
Amin mengatakan hal tersebut karena sistem anggaran saat ini memungkinkan angka-angka tak masuk akal untuk masuk ke dalam sistem.
"Bahwa di anggaran itu memungkinkan masuknya anggaran-anggaran seperti Rp 82 miliar Aica Aibon," tambahnya.
Amien kembali menyalahkan sistem anggaran itu sendiri.
"Itu sama dengan the system itself, the e budgeting in itself disitu ada kelemahan," jelas Amien.
Ia mengatakan seharusnya kesalahan anggaran tidak dapat masuk ke sistem.
"Harusnya tidak terjadi hal seperti itu," kata Amien
Ketua TGUPP DKI Jakarta tersebut menegaskan bahwa sistem saat ini memang perlu untuk diperbaiki.
"Bahwa itu memang ada hal-hal yang harus kita perbaiki, harus kita update," terang Amien.
• ILC Bahas Anies Baswedan, Politisi PSI William Protes soal Pilihan Judul, Karni Ilyas Beri Pembelaan
Setelah itu, sebelum terjadi kehebohan seperti yang terjadi akhir-akhir ini saat PSI membongkar data kejanggalan anggaran.
Amien mengatakan Anies Baswedan telah melakukan penyisiran dan mengkoreksi.
"Dan Pak Anies sendiri sudah melakukan, sudah memerintahkan sebelum ini ramai di media," katanya.
"Seminggu sebelum dan dua minggu sebelum, sudah ada penjelasan di depan SKPD bahwa ada sesuatu yang tidak proper," imbuhnya.
Amien kembali mengatakan kehebohan yang terjadi saat ini dikarenakan sistem anggaran itu sendiri memiliki kelemahan dan celah.
"Kira-kira seperti itu, kenapa kok sistem itu memungkinkan orang memasukkan dummy," kata Amien.
"Sistem itu sendiri sudah mengatakan adanya kelemahan," tambahnya.
Video dapat dilihat di awal
Anies Baswedan Sebut Cacat Sistem Sudah Ada Sejak Era Ahok
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dirinya tidak membongkar soal sistem bermasalah ke publik dari era sebelumnya, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), karena tidak ingin ada keributan.
Anies Baswedan mengatakan bahwa setiap aplikasi pasti mengalami revisi dan peningkatan untuk menjadi lebih baik.
Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube realita tv, Minggu (3/11/2019), di awal perbincangan, Anies meminta untuk terbuka bagi pihak yang merasa tersinggung karena dia membahas kecacatan sistem aplikasi anggaran.
"Namanya aplikasi itu terus menerus mengalami peningkatan, enggak usah sensitif," jelas Anies.
Ia mengatakan pihaknya telah menemukan kecacatan pada aplikasi yang harus segera dikoreksi.
"Kita menemukan ada lubang (kesalahan sistem) yang harus dikoreksi," jelasnya.
Menurut Anies saat ini nilai-nilai tak masuk akal pada anggaran dapat masuk karena adanya celah pada sistem.
"Karena seperti sekarang memasukkan apa saja masuk," kata dia.
Kemudian Anies menjelaskan pihaknya sudah mengetahui kejanggalan tersebut sejak tahun lalu.
"Ramainya sekarang, kita mengetahui dari tahun lalu," jelasnya.
• Anies Sebut Angka Tak Masuk Akal APBD Ada sejak Era Ahok, Bedanya Tidak Ada yang Foto dan Menyebar
Kesalahan tersebut ditemukan Anies saat di pertengahan tahun 2018.
"Saya mulai bertugas akhir 2017, kemudian 2018 mulai pertengahan saya mulai melihat ini bermasalah sistem ini," kata Anies.
Segera setelah menemukan kesalahan tersebut, Anies menyiapkan peningkatan sistem.
"Lalu, langsung kita siapkan untuk melakukan upgrade (peningkatan)," lanjutnya.
Ia mengatakan hingga kini proses peningkatan tersebut masih terus berjalan.
"2018 proses itu berjalan, sampai sekarang sampai 2019," katanya.
Anies mengatakan hasil peningkatan sistem baru bisa dipakai Januari 2020.
"Baru bisa dipakai Januari 2020," jelasnya.
Alasan tidak segera digantinya sistem adalah karena sistem yang sudah berjalan tidak bisa diganti secara mendadak.
"Karena kalau sistem seperti ini tidak bisa dicopot diganti di tengah jalan," kata dia.
Alasannya adalah karena penganggaran dilakukan sejak bulan Januari.
"Kan penganggaran itu satu tahun anggaran dari bulan Januari sampai diputus nanti," kata dia.
Ia kembali mengingatkan, sistem tersebut baru bisa diganti mulai Januari tahun depan.
"Sehingga kita baru bisa menggunakan sistem ini mulai Januari tahun depan," katanya.
Namun Anies mengatakan perkembangan perbaikan sistem tersebut telah berjalan selama setahun.
"Tapi proses development-ny (perkembangannya) berjalan satu tahun," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya sudah di tengah proses mengganti sistem bermasalah tersebut.
"Jadi kita ini sudah tengah-tengah proses mau mengganti," ucapnya.
Anies kemudian menegaskan alasan dirinya tidak pernah mengangkat kesalahan tersebut ke publik.
"Kita udah thau masalah ini, kita tidak mengangkatnya ke publik," jelasnya.
"Kita tidak mempermalukan siapapun, kita tidak mau menjelekkan siapapun, kita tidak mau menunjukkan sistem ini bermasalah," tambahnya.
• Di ILC, M Qodari Disemprot Karni Ilyas saat Bandingkan Ahok dan Anies Baswedan: Jangan Salah-salah
Ia bertanya apakah ada yang pernah mendengar dirinya berbicara tentang sistem yang bermasalah sebelum sekarang ini.
Ia yakin tidak akan pernah ada yang mendengar dirinya menyatakan hal tersebut.
"Pernah dengar Anies mengatakan pada publik sistem bermasalah? tidak pernah," jelasnya.
Anies tidak ingin membuat keributan dengan memperlihatkan kecacatan sistem yang ditemukan dari era sebelumnya.
"Saya tidak mau memancing percekcokan yang tidak perlu," tegas Anies.
Menanggapi pernyataan bahwa dirinya diam saja ketika mengetahui hal tersebut.
Anies mengatakan dia tidak menyembunyikan hal tersebut.
"Bukan disembunyikan, saya tidak menjadikan ini komoditas politik," katanya.
Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 2.23:
(TribunWow.com/Anung Malik)