Terkini Nasional

Belum Genap 1 Minggu Berdiri, Fahri Hamzah Ulas Taktik Partai Gelora untuk Raih Simpati Masyarakat

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebagai partai yang baru berdiri, Fahri Hamzah memaparkan langkah yang akan ia lakukan untuk membuat Partai Gelora didengar masyarakat

TRIBUNWOW.COM - Satu di antara beberapa inisiator Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Fahri Hamzah menjelaskan langkah yang akan diambil oleh Gelora untuk mendapat perhatian masyarakat.

Fahri Hamzah menjelaskan beberapa langkah yang akan ia ambil, mulai dari pendaftaran partai Gelora hingga tukar pikiran dengan masyarakat.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube KompasTv, Senin (12/11/2019), mulanya host "SAPA INDONESIA PAGI" Bayu Sutiono menanyakan kebijakan Partai Gelora.

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Bayu adalah soal langkah apa yang akan diambil oleh Gelora untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Menjawab pertanyaan tersebut, Fahri memulai langkah partai Gelora dengan pendaftaran Gelora menjadi partai politik resmi.

"Kita mulai dengan pendaftaran, karena partai politik itu harus resmi," jelas Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah kemudian membandingkan partai politik dengan sebuah negara.

"Saya sering mengatakan dia seperti organ semi negara, di satu sisi dia private entity, tapi perjalanannya itu sebenarnya menuju negara," ungkap Fahri Hamzah.

Karena persamaan partai politik dengan sebuah negara, Fahri mengatakan penting untuk partai politik untuk didaftarkan secara resmi sesuai peraturan yang berlaku.

"Karena itu harus betul-betul dapat didaftarkan sesuai peraturan perundang-undangan," kata Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah kemudian menjelaskan dirinya sudah menyelesaikan struktur dasar berdirinya sebuah partai di Indonesia.

"Setelah itu kami sudah menyelesaikan struktur dasar yang menjadi syarat bagi berdirinya partai politik di Indonesia," Jelas Fahri Hamzah.

"Tapi alhamdulillah 34 provinsi sudah cukup," tambah Fahri Hamzah.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora tersebut kemudian mengatakan setelah struktur dasar sudah terbentuk, barulah menyebarkan ide dan program-program partai dari masyarakat kelas bawah hingga kelas atas.

"Dan ini yang nanti menjadi struktur sosialis pikiran, ide dan program-program yang kita lancarkan dari atas ke bawah," kata Fahri Hamzah.

Partai Gelora Bukan Nasionalis dan Islam, Fahri Hamzah: Kami Ingin Bantah Dikotomi yang Menyesatkan

Fahri Hamzah kemudian menjelaskan ada perbedaan pandangan antara masyarakat yang berada di bawah dan masyarakat di tingkat elite.

Pada masyarakat di bawah, Fahri Hamzah menjelaskan perlu untuk mempertunjukkan kesungguhan Gelora dalam bekerja.

Karena masyarakat pada tingkat itu ingin melihat orang-orang yang bekerja keras dan bersungguh-sungguh.

"Di tingkat bawah tentu masyarakat ingin melihat orang yang bekerja sungguh-sungguh, yang dedikatif," kata Fahri Hamzah.

Kemudian di tingkat atas, masyarkat perlu orang yang mampu menjawab segala persoalan yang ada di Indonesia.

"Di tingkat elite, elite memerlukan ingin kita menjawab apakah kita punya pikiran terhadap semua masalah yang berkembang," tutur Fahri Hamzah.

Ia kemudian menjelaskan Partai Gelora ingin untuk menjawab segala persoalan yang ada di Indonesia.

"Nah kami ingin menjawab segala keraguan dan kebuntuan, yang menyebabkan kita kurang percaya diri sebagai bangsa," terang Fahri Hamzah.

Partai Gelora ingin mengkonsolidasi elite-elite di Indonesia dan meyakinkan bahwa Indonesia bisa menjadi lebih besar dari saat ini.

"Dan mengkonsolidasi elite kita, tentunya dalam keyakinan bersama bahwa Indonesia bisa lebih besar dari apa yang ada sekarang," imbuh Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah mengatakan untuk ke depannya yang akan dilakukan oleh Partai Gelora adalah bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh penting di Indonesia.

"Saya kira inilah yang kita lakukan ke depan, silaturahmi, berkenalan dengan tokoh-tokoh di pusat dan daerah," kata Fahri Hamzah.

Berkaca dari Sejarah Indonesia, Ini Alasan Fahri Hamzah Dirikan Partai Gelora

Fahri Hamzah mengatakan hingga saat ini, banyak pihak yang mengundang Partai Gelora untuk saling berdiskusi dan terbuka menerima Partai Gelora.

"Alhamdulillah sejauh ini banyak yang mengundang, dan welcome supaya kita datang dan bertukar fikiran, dengan banyak elemen-elemen masyarakat kita," tutur Fahri Hamzah.

Video dapat dilihat menit 13.25

Dirikan Partai Gelora, Fahri Hamzah Akui Kecewa dengan PKS

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Fahri Hamzah akui dirinya kecewa partai lama tempatnya bernaung tidak menyediakan tempat untuk berdialog antara kader dan pimpinan partai.

Mantan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengatakan sebagai partai politik, PKS tidak menyediakan tempat berdialog antara kader dan pimpinan partai.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube KompasTv, Senin (12/11/2019), Fahri Hamzah mulanya menanggapi pertanyaan host "SAPA INDONESIA PAGI" soal terbentuknya partai Gelora.

Fahri Hamzah saat ditanya soal Partai Gelora di Kompas Pagi, Selasa (12/11/2019) (YouTube KompasTV)

Bayu Sutiono menanyakan Fahri Hamzah apakah partai Gelora terbentuk karena memang sudah direncanakan sejak awal atau terbentuk karena adanya kekecewaan terhadap PKS.

Fahri Hamzah kemudian mengakui dirinya susah untuk membangun dialog di PKS.

"Kita di PKS itu susah membangun dialog," kata Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah mengeluhkan dirinya tidak boleh mempertanyakan keputusan-keputusan yang dilakukan oleh pimpinan partai.

"Banyak hal yang dilakukan pimpinan, tidak boleh dipertanyakan," lanjut Fahri Hamzah.

Mantan Wakil Ketua DPR tersebut mengatakan dirinya menghadapi permasalahan tersebut hingga akhirnya dirinya dipecat dari PKS tanpa adanya satu alasan yang jelas.

"Sampai saya kemudian menghadapinya, direkayasa dalam satu pemecatan yang tidak ada dasarnya," tutur Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah menyamakan PKS seperti sebuah mesin, di mana tidak terjadi dialog antara kader dan elite partai.

"Tapi begitulah partai seperti mesin, tidak ada dialog," jelas Fahri Hamzah.

Masalah pemecatan, Fahri Hamzah mengatakan dirinya bukanlah satu-satunya orang yang mengalaminya.

Ia mengatakan banyak teman-temannya di PKS yang mengalami hal yang sama.

"Sebenarnya yang mengalami seperti itu banyak sekali, termasuk penyingkiran Anis dan banyak sekali kawan-kawan," kata Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah kembali menekankan soal PKS susah diajak berdialog.

"Susah diajak dialog," kata Fahri Hamzah.

• Bentuk Partai Gelora Bersama Fahri Hamzah, Anis Matta Singgung Konflik di Internal PKS

Ketika sudah ada indikasi akan terjadi dialog, Fahri Hamzah menjelaskan selalu ada perasaan tentang partai selalu benar dan kader harus ikut apa kata partai.

"Kalau sudah terdorong mengajak dialog, selalu ada perasaan bahwa partai itu superior, kader itu tidak ada apa-apanya," lanjut Fahri Hamzah.

Tidak adanya komunikasi antara partai dan kadernya, menurut Fahri Hamzah hal tersebut sudah melenceng dari inti bernegara dan berdemokrasi.

Karena dalam demokrasi setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya.

"Kader harus ikut. Yang seperti itu (tidak ada komunikasi antara partai dan kader) keluar dari tradisi bernegara dan tradisi berdemokrasi," jelas Fahri Hamzah.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 0.50

(TribunWow.com/Anung Malik)