Liga 1

Awal Mula Perseteruan Bambang Pamungkas dengan Tokoh Jakmania, Setelah Persija Kalah dari Persib?

Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bambang Pamungkas Pemain Persija Jakarta, Bambang Pamungkas (Bepe) kini tengah berseteru dengan pentolan suporter Jakmania Garis Keras yakni Abi Irlan.

"Mulai dari mana ya kira-kira jelasinnya? Hmmm begini saja, saya akan coba menggunakan analogi agar lebih mudah. Jika saja semua pemain Persija itu kecintaan kepada klub ini berada satu level dengan Ismed Sofyan, maka semua menjadi jauh lebih mudah. Cukup ngomong, "Bermainlah untuk lambang Monas di dadamu", selesai perkara.

Persoalannya level kecintaan setiap pemain kepada klub kan tidak sama. Pemain yang baru datang tiga, dua, atau bahkan baru menjalani tahun pertama di Persija, tidak mungkin disamakan dengan Ismed Sofyan yang sudah lebih dari satu dekade di Persija. Realita demikian, tidak bisa dipaksakan, sayangnya ini sering kali luput dari pemahaman kita.

Oleh karena itu, ketika berbicara kepada mereka saya harus mencari sebuah perumpamaan, yang di mana secara emosional kira-kira semua pemain berada di level yang sama. Maka saya pun memilih kata “keluarga”. Mengapa? karena secara naluri, manusia akan rela melakukan apa saja jika sudah berkaitan dengan keluarga.

Kecintan setiap pemain terhadap sebuah klub bisa jadi tak sama, namun kecintaan (rasa memiliki) mereka terhadap keluarga saya, yakin tidak jauh beda. Jadi bisa dibayangkan, jika semua pemain Persija Jakarta bermain untuk keluarga mereka, seolah-olah jika mereka kalah maka keluarga mereka akan terancam, dan berpotensi tersakiti. Apa yang kira-kira akan mereka lakukan?

Jadi ini bukan tentang rasa memiliki, atau tidak memiliki Persija Jakarta. Ini tentang bagaimana “menyentuh” sisi emosional terdalam pemain, agar mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya, dan melakukan apa saja yang perlu dilakukan di atas lapangan. Karena sekali lagi, faktanya kecintaan setiap pemain terhadap Persija memang levelnya tidak sama.

Ini penting saya utarakan, supaya kita dapat memahami kalimat, “Jangan bermain untuk Persija, tapi bermainlah untuk keluarga kalian”, tersebut dengan lebih mendalam. "

(TribunWow.com/Khistian TR)