TRIBUNWOW.COM - Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz menemui Pimpinan KPK Agus Rahardjo di Gedung Merah Putih KPK Jakarta, Senin (4/11/2019).
Pertemuan antar dua pimpinan penegak hukum ini membahas tentang peningkatan kerjasama antara kedua belah pihak.
"Saya memang memantapkan lagi apa saja yang sudah baik, yang sudah kita bangun dalam kerjasama selama ini," ujar Kapolri Idham Azis seperti yang dikutip dari tayangan iNews Sore di iNews Tv, Senin (4/11/2019).
Idham berharap Polri dan KPK bisa saling bersinergi dalam pemberantasan kasus korupsi.
"Ke depan kita berharap benar-benar institusi Polri dan KPK bisa bergandengan tangan, bisa bersama-sama membangun sinergisitas yang positif dalam rangka penegakan dan pencegahan tindak pidana korupsi," kata Idham.
• Permintaan Novel Baswedan setelah Idham Azis Jadi Kapolri: Kapan Ditangkapnya, Ini Sudah 2,5 Tahun
Hal yang senada pun diungkapkan oleh Pimpinan KPK Agus Rahardjo.
"Kami sangat berharap dengan kunjungan ini, kerja sama KPK dan Polri akan semakin baik, sinerginya akan menghasilkan hal-hal yang terbaik bagi bangsa dan negara kita," kata Agus.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (4/11/2019), Kunjungan ke KPK ini merupakan kunjungan kerja Kapolri yang kedua, setelah mengunjungi Panglima TNI.
Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen (Pol) Muhammad Iqbal menyatakan, Kapolri berkomitmen dalam pemberantasan korupsi.
Dengan pertemuan ini kerja sama antara Polri dan KPK akan terus menguat dalam pemberantasan korupsi.
Iqbal pastikan Polri akan terus mengirimkan penyidik-penyidik terbaiknya untuk menjadi penyidik KPK.
Ia juga menambahkan, penyidik Polri yang berkerja di KPK pun akan mendapat penghargaan yang semestinya apabila dapat menorehkan prestasi selama bertugas di KPK.
"Ini terus budaya-budaya ini akan dikembangkan oleh pimpinan kami yang baru Bapak Kapolri," kata Iqbal.
Selain itu dalam kunjungannya ini, Kapolri kembali menyatakan akan menuntaskan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Idham mengatakan dirinya masih menunggu Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri yang baru.
Kapolri menjelaskan proses pemilihan Kabareskrim ini masih bergulir di Dewan Kebijaksanaan Tertinggi yang dipimpin oleh Wakapolri Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto.
Mantan Kabareskrim Polri juga menjelaskan pihaknya akan memilih perwira-perwira terbaik yang akan ditunjuk sebagai Kabareskrim baru.
"Tentu nanti kita akan cari perwira yang terbaik, tapi komitmennya adalah secepatnya. Kalau sudah itu kita akan mengungkap, baik kasus Novel maupun kasus-kasus yang menjadi atensi yang terjadi di KPK," kata Idham di Gedung Merah Putih KPK.
Tak hanya kasus Novel, Idham bersama Polri juga akan mengungkap kasus teror lain terhadap KPK.
Untuk pengungkapan kasus Novel Baswedan ini disebut sudah mendapat kemajuan oleh Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal.
"Insya Allah tidak akan berapa lama lagi kita akan dapat mengungkap kasus ini dan ini kita paham bahwa ini harapan besar Republik dan Republik juga harus paham bahwa tim teknis ini bekerja sangat maksimal," ujar Iqbal.
Perlu diketahui, kasus pengungkapan penyerangan terhadap Novel Baswedan bergulir cukup lama.
Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017.
Saat itu ia baru saja menunaikan ibadah salat subuh di masjid dekat rumahnya di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Saat sedang berjalan menuju rumahnya, ia diserang secara tiba-tiba oleh pengendara motor.
Peristiwa ini bahkan sempat terekam kamera pengawas yang terpasang di dekat lokasi kejadian.
Akibatnya, kedua mata Novel terluka parah dan ia sempat menjalani perawatan di rumah sakit Singapura.
Hingga berita ini ditulis, belum ada kejelasan mengenai kasus yang menimpa penyidik KPK ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat memberikan tenggat waktu pengungkapan kasus ini pada Kapolri seusai dilantik.
Dilansir TribunWow, hal tersebut disampaikan oleh presiden seteah melantik Idham sebagai Kapolri di Istana Negara, Jumat (1/11/2019).
"Saya sudah sampaikan ke Kapolri baru, saya beri waktu sampai awal Desember," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Namun Jokowi tak menjawab pertanyaanmengenai tindakan apap yang dilakukan apabila kasus ini tak kunjung selesai.
Tenggat waktu penyelesaian kasus penyiraman keras terhadap Novel Baswedan juga sempat diberikan pada Kapolri sebelumnya, Tito Karnavian.
Namun hingga Tito diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri, kasus ini tak jua terungkap.
Setelah mengunjungi Pimpinan KPK, Kapolri juga mengunjungi Jaksa Agung ST Burhanuddin.
Dalam pertemuan selama 55 menit itu, agendanya kurang lebih sama dengan kunjungan ke Pimpinan KPK dan Panglima TNI, yaitu silahturahim dan peningkatan kerjasama antar lembaga.
"Koordinasi, dalam rangka ke depan kita kerja sama lebih bagus lagi. Itu yang utamanya. Jadi tidak banyak yang dibicarakan, tapi kita mensinergikan lagi ke depan," ungkap Burhanuddin.
• Tak Hanya Kasus Novel, Kapolri Idham Azis Juga akan Usut Kasus Lainnya setelah Tunjuk Kabareskrim
Sebelumnya, ia mengunjungi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto di kantor Panglima, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (01/11/2019).
Pertemuan ini merupakan pertemuan perdana Kapolri dengan pimpinan lembaga lain seusai dilantik pada hari yang sama.
Pertemuan singkat yang tertutup dari media massa itu beragendakan silahturahim semata.
Hal tersebut seperti yang dituturkan oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Muhammad Iqbal.
Menurut Iqbal, alasan memilih kantor Panglima TNI untuk dikunjungi adalah Panglima TNI merupakan mitra penting Kepolisian dalam menjaga keamanan di Indonesia.
Tak hanya itu, kebetulan Idham merupakan junior Hadi saat masih menempuh pendidikan di akademi.
"Kebetulan juga, Bapak Kapolri adalah juniornya Bapak Panglima TNI. Beliau tentunya sebagai budaya timur, terus budaya antara senior junior, sesama di akademi kepolisian, akademi angkatan. Beliau pasti akan silahturahim," lanjut dia.
"Ya, meminta katakanlah restu, juga support dan memohon masukkan bagaimana sinergitas TNI dan Polri yang sudah kuat, dikuatkan kembali," sambung Iqbal.
Lihat video selengkapnya
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)