Terkini Nasional

Kritik Menag soal Penggunaan Cadar, PKS: Tiap Orang Bebas Mengekspresikan Keyakinan atau Pilihannya

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua PKS Mardani Ali Sera tidak setuju dengan pelarangan penggunaan cadar, ia sebut negara tidak perlu urus ranah pribadi

TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera tidak setuju dengan pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi soal larangan penggunaan cadar.

Dikutip TribunWow.com dari unggahan kanal Youtube Kompas TV, Jumat (1/11/2019), awalnya Mardani mengatakan negara tidak perlu ikut mencampuri urusan pribadi masyarakatnya.

"Paling baik negara masuk ke ruang publik jangan masuk ke ruang privat (pribadi)," jelas Fachrul.

Lebih lanjut, politisi PKS itu mengatakan apa yang menjadi pilihan masyarakat dalam lingkup urusan pribadi adalah kebebasan mereka.

"Ruang privat (pribadi) adalah pilihan personal," kata dia.

Usulkan Pelarangan Cadar, Menag Fachrul Razi: Tidak Ada Hukumnya di Alquran dan Hadis

Ketika ruang pribadi memiliki landasan agama, menurut Mardani hal tersebut menjadi sangat personal bagi setiap orang.

"Apalagi ketika ruang privat (pribadi) memiliki landasan agama," imbuhnya.

Mardani kemudian menyarankan kepada seluruh pihak untuk menjaga privasi setiap individu.

Menurutnya dalam ranah pribadi, setiap orang bebas untuk mengekspresikan dirinya.

"Maka itu harus betul-betul kita jaga menjadi ruang privat (pribadi), di mana setiap orang bebas untuk mengekspresikan keyakinannya atau pilihannya," tegasnya.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 0.29

Respon PAN Soal Pelarangan Cadar

Dikutip TribunWow.com dari unggahan kanal Youtube Tribunnews.com, Jumat (1/11/2019), Wakil Ketua MPR RI f-PAN Zulkifli Hasan mengatakan masih banyak hal penting yang harus dibahas dibandingkan mengurusi soal busana.

Ia mengatakan urusan seperti busana bukan persoalan yang penting.

"Saya kira banyak hal yang perlu dibahas. Kita lelah juga kalau ribut soal aturan simbol-simbol. Itu hak orang terserah orang mau pakai kaus, ada yg pakai sepatu kets itu biasa aja. Itu bukan substansi," kata pria yang akrab disapa Zulhas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Halaman
123