Pada awalnya Raffi Ahmad mengaku bahwa dirinya dulu ia tidak pernah membaca komentar para netizen di medsos miliknya.
Namun, kini Raffi Ahmad mengaku terkadang membaca komentar netizen di foto maupun video yang diunggahnya.
Bahkan Raffi Ahmad juga sesekali membalas komentar netizen di medsos.
Hal tersebut dilakukan Raffi Ahmad untuk menghargai para penggemar yang sudah mendukungnya lewat komentar di medsos.
"Enggak (dulu), cuman sekarang, lumayan baca, tapi memang gue bukan orang yang memang kepo, gue kan kadang, ah enggak pernah komentarin apa," kata Raffi Ahmad.
"Tapi sekarang, kalau hal-hal yang memang itu gue suka, kalau ada fans gue mencoba memberikan apa ya (apresiasi), harus memberikan two way, kita harus ngobrol," ungkap Raffi Ahmad.
Padahal dulu ia mengaku malas membalas komentar karena Raffi berpikir semua netizen sebenarnya hanyalah penguna medsos yang memakai akun palsu.
"Dulu gue ngapain sih harus balas komen, ibaratnya gue dulu berpikir gue ngobrol sama angin gitu," jelas Raffi Ahmad.
"Gue berantem sama angin, makanya kalau orang berantem (di medsos) ini, gue enggak pernah (mengurusi), ngapain gue ngoborl sama angin," lanjutnya.
Namun setelah mencoba untuk membalas komenter sesuai dengan saran dari kru Rans Entertainment bernama Abrar, Raffi Ahmad pun menemukan sebuah dapak yang baik.
• Kini Punya 34,4 Juta Followers, Raffi Ahmad Ungkap Awalnya Punya Instagram untuk Abadikan Gigi Hamil
"Tapi ternyata ada impectnya juga sih, tapi ternyata sosial media itu orangnya ada, orangnya benar-benar ada tapi kecuali kalau kayak haters atau apa-apa (dianggap angin)," ungkap Raffi Ahmad.
Raffi Ahmad mengaku dirinya hanya membaca dan membalas komentar baik dari netizen.
"Kalau (haters) lo berantemin, bener itu berantem sama angin gitu ngapain. Tapi kalau emang sesuatu yang mengapresiasi lo (dibalas)," katanya.
"Kalaupun haters-nya memang untuk kritik membangun enggak apa-apa. Tapi yang memang sudah ngalor ngidul ngapain (dibalas)."
Kemudian Deni Cagur bertanya kepada Raffi Ahmad mengenai komentar para haters di media sosialnya.