TRIBUNWOW.COM - "He paved his own way from the very bottom to the top (dia membangun jalannya sendiri dari bawah hingga ke atas)," ujar Sofyan Djalil ketika ditanyai awak media tentang sosok Surya Tjandra.

Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV, Sofyan mengatakan dirinya memiliki sejarah masa lalu yang sama dengan Surya Tjandra, Jumat (25/10/2019).

Sofyan Djalil baru saja resmi dilantik oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai Menteri Agraria dan Tanah Ruang (ATR), Rabu (23/10/2019).

Menemani Sofyan Djalil, ada Surya Tjandra yang ditunjuk oleh Jokowi sebagai Wakil Menteri ATR.

Sebelum menjabat sebagai menteri dan wakil menteri, kedua orang tersebut memiliki kisah masa lalu yang penuh perjuangan.

• Datang ke Istana, Politisi PSI Surya Tjandra Ditunjuk Jokowi Jadi Wakil Menteri Bantu Sofyan Djalil

Dikutip dari Indonesia.go.id, Sofyan berasal dari keluarga yang sederhana.

Ayah Sofyan adalah tukang cukur, sedangkan ibunya guru mengaji.

Demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, Sofyan kecil berjualan telur.

Memiliki semangat yang kuat untuk belajar, saat menginjak usia 23 tahun ia berangkat ke Jakarta untuk menghadiri kegiatan Muktamar Nasional Pelajar Islam Indonesia (PII).

Selama di Jakarta, kehidupan Sofyan tidak mudah.

Berbagai hal dia lakukan untuk memenuhi hidup.

Mulai dari kondektur metromini dan menjadi pengurus masjid Pusidklat Kejaksaan Agung, Jakarta.

Kesehariannya dia isi dengan bekerja di pagi hari, lalu kuliah sore di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

• Kisah Surya Tjandra, Wamen Difabel Anak Pedagang Ayam yang Sukses Tempuh Pendidikan ke Luar Negeri

Lulus di tahun 1983, Sofyan berhasil memperoleh beasiswa ke luar negeri untuk meraih gelar master dan doktor di Tufts University, Medford, Massachusetts, Amerika Serikat.

Perjalanan hidup Sofyan mulai membaik, dari menjadi dosen, peneliliti, konsultan, hingga menjadi komisaris berbagai perusahaan lokal dan mancanegara hingga akhirnya menjadi Menteri di era SBY dan dua periode di era Jokowi.

• Sosok Wamen ATR Surya Tjandra, Pernah Gagal Nyaleg hingga Sempat Patah Hati dengan Rekan Aktivis