"Perlu tim gabungan pencari fakta tahun 1998 misalnya itu juga merekomendasikan agar Pak Prabowo waktu itu dihadapkan pada Pengadilan Militer," ungkap dia.
Sehingga, Usman Hamid merasa masalah rivalitas Jokowi pada Prabowo sebelumnya dan kini justru menjadi sekutu bukan sesuatu yang mengagetkan.
Gerindra, Prabowo dan Jokowi maupun PDIP sebelumnya sudah beberapa kali berkoalisi.
"Kalau dilihat cepres-capres sebelumnya malah tidak mengejutkan lagi karena tiga Pilpres sebelumnya kan Ibu Mega dan Pak Prabowo satu pasangan, dalam Pilgub DKI juga Gerindra dan PDIP sudah bersatu mempromosikan Jokowi," lanjut Usman Hamid.
Lihat videonya mulai menit ke-3:26:
Adian Napitupulu Debat dengan Arif Poyuono soal Prabowo Subianto jadi Pembantu Presiden
Perdebatan terjadi antara politisi PDIP, Adian Napitupulu dengan Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono.
Adian Napitupulu kekeh menjelaskan bahwa Prabowo Subianto yang kini merupakan Menteri Pertahanan merupakan pembantu Presiden Jokowi.
• Dukung Jokowi, Farhat Abbas Ucapkan Selamat pada Prabowo Subianto yang Terpilih Jadi Menhan: Menawan
Sedangkan, Arief Poyuono ogah menyebut Prabowo Subianto sebagai pembantu Jokowi.
Mulanya, Adian meminta agar masyarakat jangan khawatir dengan banyaknya partai yang masuk ke dalam koalisi pemerintahan.
Menurutnya, sedikit atau banyaknya partai oposisi, kritik pada pemerintah masih tetap akan terus berlanjut.
Apalagi dengan berkembangnya teknologi, terutama media sosial.
"Jangan kemudian khawatir bahwa ketika kemudian oposisinya kecil, sedikit, lalu pengawasannya jadi hilang sama sekali."
"Kemajuan teknologi sekarang itu berkah bagi ilmu demokrasi, semua orang bisa mengontrol siapapun," jelas Adian dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Najwa Shihab.
Namun, ia menolak adanya pandangan bahwa nantinya Partai Gerindra akan kritis pada pemerintah seperti biasanya.