TRIBUNWOW.COM - Salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengklaim, ada seorang polisi menyambangi rumah Ketua BEM Universitas Pembangunan Nasional (UPN) sebelum aksi unjuk rasa Kamis (17/10/2019).
"Yang lebih parahnya di UPN mungkin. Baru pertama kalinya, ada polisi yang datang sampai ke rumah ketua BEM."
"Mau ngapain dia datang ke rumah ketua BEM, apakah ketua BEM kriminal?," seru orator berjaket almamater hijau di atas mobil komando dekat Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis siang.
• Sebut Pelantikan Presiden sebagai Momentum Internasional, Polri Imbau untuk Tak Adakan Demo Anarki
Pernyataan ini dilontarkan si orator ketika membicarakan mengenai berbagai upaya penggembosan aksi mahasiswa.
Dia juga membeberkan beberapa upaya penggembosan lain.
Ia juga menyesalkan langkah Polda Metro Jaya yang enggan menerbitkan izin unjuk rasa sejak Selasa (15/10/2019) hingga Minggu (20/10/2019).
"Bukan cuma polisi nih. Ternyata dari kampus juga, Senin kemarin rektor-rektor kampus kita itu kumpul. Apa yang dibahas?"
"Jangan ada yang mengizinkan mahasiswa turun ke jalan," seru si orator disambut sorakan "huuu" dari peserta aksi.
"Apakah kita semua yang ada di sini kriminal? Kita semua berjuang, tidak ada yang menunggangi kita kawan-kawan, betul kawan-kawan?" seru orator.
"Betul!" sambut yang lain.
• Mahasiswa yang akan Demo Tuntut Perppu KPK Mulai Bergerak Dekati Istana Negara
Ketua BEM UNJ ditawari uang
Seruan operator itu sebelumnya senada dengan perngakuan yang disampaikan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Abdul Basit.
Basit mengaku sempat mendapat larangan agar mahasiswa kembali berunjuk rasa untuk menuntut diterbitkannya Perppu KPK.
Bahkan, dia dan seluruh ketua BEM dari Universitas lain sempat ditawari sejumlah uang agar tak turun ke jalan.
"Kalau untuk itu (ditawari uang) banyak banget mas, terkait dengan menjanjikan sesuatu lah untuk kita tidak aksi."