Pendapat sebagian masyarakat itu berdasarkan tidak adanya darah ketika Wiranto ditusuk di bagian perut.
Hermawan kemudian menjelaskan bahwa pada bagian perut memang terdapat banyak lapisan.
• Soal Mengapa Wiranto Jadi Sasaran Penusukan Teroris, Ali Ngabalin Bongkar Fakta Ini di ILC
"Saya bukan ahli kedokteran meskipun seluruh keluarga dokter ya," ujar Hermawan.
"Perut itu ada lapisan pelindungnya dengan jumlah darah minimum."
Hermawan memberikan contoh ketika seekor kambing dipotong pada bagian perut maka akan tampak lapisan dengan darah yang sedikit.
"Kalau kita potong kambing itu kan ada tuh pelapisnya itu," kata Hermawan.
Selain itu, Hermawan juga memberikan contoh dua mahasiswanya yang mengalami penusukan saat ikut unjuk rasa.
Tak main-main, senjata yang menusuk perut mahasiswa Hermawan berupa bayonet atau sangkur.
Hermawan menceritakan mahasiswanya masih sanggup ke rumah sakit meski dalam kondisi ditusuk.
• Sebut Istri Wiranto Menangis saat Tahu Insiden Penyerangan, Kapitra Ampera: Menyedihkan
"Saya dua kali mengalami mahasiswa saya demo, ditusuk bayonet dan masih bisa lari ke rumah sakit," ujar Hermawan.
Bahkan mahasiswanya masih bisa mengendarai sepeda motor untuk mendapat penanganan medis di rumah sakit.
Nyawa mahasiswa Hermawan masih bisa selamat meski kondisi ususnya terburai akibat penusukan yang mereka alami.
"Tangannya yang satu nyetir sepeda motor, yang satu pegang ususnya, terburai," tuturnya.
"Sampai di rumah sakit, sembuh."
"Jadi, enggak bisa (bersimbah darah), darahnya minimum," tegasnya.