Menkopolhukam Wiranto Diserang

Tanggapi Pencopotan TNI karena Unggahan Istrinya, Mantan Kapuspen Tentara Ingatkan Pernyataan Menhan

Penulis: AmirulNisa
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolonel Kav Hendi Suhendi saat dilantik menjadi Dandim Kendari namun kini dicopot jabatannya karena postingan sang istri di media sosial.

Iskandar Sitompul juga mengaku khawatir bila kondisi aparat polisi dan tentara tercemar paham radikalisme.

Ia menyebut bahwa polisi dan tentara haruslah dijaga sebagai benteng terakhir untuk keamanan di Indonesia.

Fakta Tiga Anggota TNI Dicopot hingga Ditahan, Berawal dari Istri Hujat Wiranto di Medsos

"Ini kita mengetahui, tentara dan polisi adalah benteng terakhir dari negara ini," ucap Iskandar Sitompul.

"Bagaimana kalau ini terus berlanjut, terus belanjut. Siapa lagi yang menjadi benteng pertahanan negara kesatuan Republik Indonesia yang kita banggakan ini?," ucap tambahnya.

Selain itu bagi Iskandar Sitompul, pencemaran pada aparat polisi dan tentara bisa menjadi hal yang sangat berbahaya bagi Indonesia.

Hal itu dikarena dua aparat tersebut memiliki kekuatan yang cukup besar.

"Inikan sangat bahaya, tentara dan polisi itu mempunyai kekuatan atau power yang sangat besar. Kalau ini sudah terpengaruh semuanya kita mau mengadu kepada siapa lagi," ucap Iskandar Sitompul.

Lihat video pada menit ke-4:26:

Sebelumnya Ryamizard menyatakan prihatin dengan adanya sebagian Anggota TNI dan beberapa purnawirawan yang tidak setuju dengan ideologi Pancasila.

Dikutip TribunWow.com dari Wartakotalive.com, Senin (14/10/2019), saat menghadiri acara hala lbihalal di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur Ryamizard menyebut ada sekitar tiga persen anggota TNI terpapar paham radikalisme.

"Kurang lebih tiga persen, ada TNI terpengaruh dan tak setuju Pancasila. Ini memprihatinkan sekali," ungkap Ryamizard, Rabu (19/6/2019).

Ryamizard juga mengaku sengaja menyampaikan rasa prihatinnya saat semua Anggota TNI dan purnawirawan berkumpul.

Ia ingin mengajak semua Anggota TNI dan purnawirawan untuk memerangi paham radikalisme yang beredar.

"Mumpung kita berkumpul, ada sesepuh (purnawirawan), bersama-sama bagaimana mengatasi Indonesia terhindar dari hal yang tidak diinginkan," ujar Ryamizard.

Selain itu, ia juga meminta para Anggota TNI dan Purnawirawan yang merasa terpapar paham radikalisme untuk segera mengingat dan berpegang pada sumpah prajurit.

"Kita mengimbau supaya mereka menepati sumpah prajurit, menyatakan setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila. Sumpah, tidak boleh main-main dengan sumpah," tegasnya.

(TribunWow.com/Ami)