Menkopolhukam Wiranto Diserang

Menkopolhukam Wiranto Diserang Orang Tak Dikenal, Ali Ngabalin: Ini Pertama Kali dalam Sejarah 

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wiranto ditikam orang tak dikenal di Pandeglang Banten

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menyebut peristiwa penyerangan terhadap pejabat negara di Indonesia baru terjadi pertama kali dalam sejarah.

Seperti diketahui, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto diserang orang tak dikenal di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

Dilansir TribunWow.com dari saluran YouTube KOMPASTV, Kamis (10/10/2019), Ngabalin menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa ini.

Kata Psikolog soal Mengapa Sebagian Komentar Publik Justru Tak Simpatik atas Penusukan Wiranto?

Wiranto Diserang di Pandeglang, Bupati Ungkap Kerugian: Kedua Pelaku Kan Bukan Warga Kami

"Tadi selain press conference yang disampaikan oleh presiden, presiden juga menyampaikan bahwa telah memerintahkan kepada kepolisian negara untuk segera melakukan penyelidikan secara tuntas," ucap Ngabalin.

"Kemudian digunakan prosedur yang ada untuk bisa dideteksi sampai kepada akar-akarnya, untuk tidak boleh lagi terulang."

Ngabalin menyebut, peristiwa penyerangan terhadap pejabat baru pertama kali terjadi di Indonesia.

"Karena dalam sejarah Republik Indonesia, untuk pertama kali baru ada pejabat yang diserang seperti ini," ujar Ngabalin.

Ia lantas mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap waspada dan menolak ajaran radikal.

"Makanya tadi presiden menyampaikan kepada khalayak ramai bahwa kita mesti waspasda, kita mesti bersiap-siap, dan menolak (ajaran radikal)," kata Ngabalin.

"Seluruh rakyat Indonesia harus menolak terhadap ajaran-ajaran radikal, ajaran yang menyesatkan umat dan rakyat Indonesia."

Ngabalin menilai radikalisme dapat mengancam keutuhan negara.

"Ancaman terhadap radikalisme yang sedang disebarkan dengan terpapar ISIS dan lain-lain," lanjut Ngabalin.

Menurutnya, menolak radikalisme adalah tanggungjawab seluruh masyarakat.

"Kita punya tanggungjawab semua," imbuhnya.

Penyerangan terhadap Wiranto disebutnya sebagai satu di antara wujud paham radikalisme.

Halaman
123