TRIBUNWOW.COM - Ketua II Persaudaraan Alumni 212, Haikal Hassan mengaku kesal dengan ulah buzzer yang kini tengah ramai dibicarakan publik.
Hal itu diungkapkan Haikal Hassan saat hadir dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (7/10/2019).
Haikal Hassan merasa kesal dengan adanya buzzer yang dianggap terus menjelek-jelekkan gerakan 212.
Awalnya, Haikal Hassan memamerkan sejumlah postingan di media sosial yang telah disebarkan oleh buzzer.
• Eko Kuntadhi Blak-blakan Ungkap Fenomena Buzzer Politik Bagian dari Bisnis, Lihat Hasil Riset Oxford
"Satu jam sebelum ke sini, saya coba print di rumah, ternyata segini bundelan yang perlu temen-temen ketahui sebuah contoh buzzer, ini random saja," kata Haikal sambil memamerkan setumpuk kertas.
Lantas, Haikal membacakan tulisan-tulisan yang telah dipegangnya tersebut.
"'Lewat aksi 212, 414 yang dianggap dijadikan momen angka asyik yang dimotori gerakan Islam radikal, GNPF MUI'. Dari mana radikalnya?," ucap Haikal.
Tak lupa, Haikal turut membacakan tulisan yang ditulis oleh relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Ninoy Karundeng saat Pilpres 2019.
Ninoy Karundeng sendiri baru ramai diperbincangkan setelah mengaku pernah diculik.
"'Para penganut khilafah keluar kandang, kami bukan hewan'. Yang tulis Ninoy," kata Haikal.
"'Setelah Rizieq terasingkan diri sampai meninggalpun Indonesia enggak akan rugi' coba lihat," lanjut Haikal.
Lantas, Haikal turut membacakan tulisan yang dianggapnya sangat kejam.
"Ada yang lebih jahat lagi sekali ini, biar lebih tahu loh buzzer itu seperti apa, seperti ini."
"'Untuk menghancurkan, mendiskreditkan pemerintah, makar, teror, rampok, itu halal bagi mereka'. Ajaran siapa?," kata Haikal bertanya-tanya.
Haikal membantah bahwa kelompoknya ingin menguasai pemerintahan.
Padahal menurutnya, sudah banyak 'penjahat' di dalam institusi pemerintahan itu sendiri.
• Haikal Hassan Protes di ILC soal Video Ninoy Karundeng, Karni Ilyas Bela Diri: Tugas Saya Bawa Acara
"Coba lihat ikhwanul muslimin, wahabi, salafi, khilafah menguasai jagad kementerian dan pemerintah loh siapa yang menguasai? BUMN pun mereka berselingkuh dengan para mafia, koruptor, politikus, tanpa jiwa yang muaranya," kata dia.
Kemudian, ia turut menyindir buzzer yang datang ke ILC.
"Ini semua ditulis oleh temen-temen buzzer yang orangnya juga di sini soalnya," sindirnya disusul tawa penonton.
Lalu, Haikal membacakan artikel milik Eko Kuntadhi.
Ia menjelaskan, tulisan Eko Kuntadhi salah kaprah.
Tulisan itu mengatakan bahwa Tauhid tidak ada benderanya.
Sedangkan, menurut hadits bendera Tauhid itu memang ada.
• Dengar Jawaban Pegiat Media Sosial yang Dituduh jadi Buzzer Istana, Politisi Gerindra Tertawa
"Ini ada lagi, ini 'Bendera HTI bukan bendera Tauhid, bendera Tauhid, Tauhid enggak ada benderanya'. Ini bukan mencerahkan publik Bang Eko, ini mencelakai publik," seru Haikal.
Sehingga, Haikal meminta agar Eko Kuntadhi berhenti membawa masalah agama agar tak dipermalukan.
"Hadits nabi itu ada. Saran saya, bukan tokoh agama enggak usah bawa-bawa agama nanti dipermalukan," imbau Haikal
"Hadits soalnya, jangan, jangan sekali-sekali lagi dilakukan," imbuhnya.
Haikal lantas bertanya-tanya mengapa perpecahan masih terjadi pasca Pilpres 2019.
"Intinya gini deh sampai kapan ini berakhir? Kirain saat Pilpres selesai semua selesai, kirain seperti itu," katanya.
Lantas, Haikal menegaskan bahwa 212 itu patuh pada Jokowi setelah sah terpilih menjadi presiden periode 2019-2024.
• Budi Setyarso Didebat Pegiat Medsos Eko Kuntadhi, Karni Ilyas Turun Tangan
Meski sering mengkritik, namun 212 tetap patuh kepada mantan Wali Kota tersebut.
"Kami tahu ayatullah wa atti rasul wa ullil amri, kita tuh tahu saat Jokowi tu dipilih."
"Kita tuh taat sama Jokowi, kalaupun kita kita kritik tetap dalam kerangka ketaaatan," tegas Haikal.
Ia membantah adanya tuduhan makar yang selama ini sering menyerang 212.
"Bagi kita pak mendirikan negara di atas negara tuh harga mati haram hukumnya, itu aqidah ahlu sunnah wa jamaah, jadi enggak usah curiga," seru Haikal.
Tak hanya 212, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga dianggap sering mendapat serangan oleh buzzer.
Serangan itu tak berhenti sejak Pilkada Jakarta 2017 lalu.
"Jadi kalau saya beberkan ini kalau cuma satu jam ini, serangan buzzer ini padahal random 212 dan Anies Baswedan, apa salahnya Anies sampe sekarang diserang terus menerus," kata Haikal bertanya-tanya.
Kemudian, ia menegaskan selama ini padahal aksi 212 berjalan tanpa kerusuhan.
"Dan 212 itu salahnya apa? Ada batu melayang? Enggak. Ada paku? Enggak. Ada kayu? Enggak. Tidak ada batu melayang, tidak ada paku, tidak ada gas air mata, tidak ada tameng," ujarnya.
Lihat videonya mulai menit ke- 3:30:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)