TRIBUNWOW.COM - Ketua BEM UGM, Atiatul Muqtadir atau Fatur secara terang-terangan memprotes Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Atiatul Muqtadir saat menjadi bintang tamu acara 'Mata Najwa' pada Rabu (25/9/2019).
Protes tersebut berawal dari Moeldoko yang menyebutkan kritik itu biasa bagi pemerintah.
• Sosok dan Biodata Atiatul Muqtadir, Presiden BEM UGM yang Jadi Trending Twitter seusai Tampil di ILC
"Ee sebenarnya, enggak apa-apa biasa saja wong kita itu, persoalan demo bukan persoalan yang apa haram bagi pemerintah, enggak," katanya.
Moeldoko menerangkan di Kantor Kepala Staf Presiden, masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya bagipemerintahan.
"Bahkan, dalam mengelola pemerintah yang efektif, di kantor saya itu buka namanya KSP menengah, kami biasa menghadapi temen-temen mahasiswa itu berhari-berhari."
"Berbagai elemen kelompok masyarakat datang ke KSP berdialog, marah, saya denger, saya catet," paparnya.
• Yasonna Laoly Ngotot RKUHP Tak Bisa Dibatalkan atau Disusun Ulang: Sampai Lebaran Kuda Gak akan Jadi
Kemudian, Najwa Shihab bertanya mengapa kuantitas demo semakin meningkat.
"Tapi eskalasinya meningkat, apakah itu artinya tidak tersampaikan atau presidennya tidak mendengar atau atau ini sesuatu yang lain lagi?"
"Bagaimana Anda mengomentari eskalasi demo mahasiswa," tanya Najwa Shihab.
Namun, Moeldoko menjawab itu mungkin karena mahasiswa rindu sudah tidak lama melakukan aksi demo.
"Ya mungkin temen-temen mahasiswa nostalgia juga kali ya karena setelah sekian lama tidak pernah ketemu begitu," kata Moeldoko.
"Hanya nostalgia ini Pak Moel eskalasinya?," tanya Najwa Shihab lagi.
"Ini hanya nostalgia saja, temen-temen Mahasiswa?," sambil menengok mahasiswa.
Moeldoko lantas membantah bahwa pihaknya merendahkan mahasiswa
"Ada kesan merendahkan perjuangan mahasiswa ini kalau hanya dibilang nostalgia?," tanya Najwa Shihab.
• Pelajar yang Ditangkap Polisi saat Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK Hanya Menunduk Dimarahi Orangtuanya
"Bukan, bukan merendahkan, karena sudah lama enggak turun ke lapangan," bantah Moeldoko.
Kemudian, menanggapi pertanyaan Moeldoko, Fatur menjawab bahwa Jenderal itu salah.
Fatur menjawab bahwa demo mahasiswa itu setiap tahun dilaksanakan.
"Agak salah atau agak kurang update ya Pak Moeldoko sama Bung Fahri karena kalau lihat aksi-aksi mahasiswa itu terjadi tiap tahun bener enggak ?," kata Fatur.
"Jadi enggak ada istilahnya mahasiswa lagi tidur siang, mahasiswa," imbuh dia.
Namun, Moeldoko meralat kembali pernyataannya bahwa demo bukan jarang terjadi namun lebih bermaksud pada demo yang lebih besar.
"Skalanya ini bung, biasanya skala kecil, ini skala besar bung, ini bagus lah," jawab Moeldoko.
Membenarkan Moeldoko, namun Fatur mengatakan bahwa semakin banyak demo maka semakin banyak kelemahan yang terjadi di pemerintah.
"Artinya, kalau saya bilang kayak gini peningkatan kuantitas dan kualitas atas aksi mahasiswa sejalan dengan menurunnya pengelolaan pemerintah," ungkap Fatur.
• 229 Orang Terluka, 3 Kritis dalam Aksi Unjuk Rasa, Jokowi Tetap Tolak Cabut RUU KPK
Selain itu, Fatur juga menyinggung pernyataan Moeldoko yang menganggap kritik itu biasa.
"Dan tadi Pak Moeldoko menyampaikan, demo bukan haram, oke demo bukan haram."
"Tapi kok temen-temen kita sedang ditahanin kepolisian, bahkan ada yang makan di suatu restoran kena sweeping (razia) gitu, katanya enggak haram?," singgungnya
Moeldoko menjelaskan hal itu terjadi lantaran sisi psikologis dari aparat keamanan.
Biasanya itu terjadi lantaran tensi petugas yang awalnya normal bisa meningkat jika demo tak kunjung selesai.
"Situasi psikologi baik itu pelaku demo maupun pelaku aparat. Situasi awalnya fresh, begitu kena matahari mulai lapar, mulai haus terus dan seterusnya, tuntutannya belum ada keputusan maka tensi meningkat," jawab Moeldoko.
"Tensi menigkat menyebabkan uncontroll (tidak terkontrol) sehingga pada jam-jam terntentu, titik kulminasi itulah mulai terjadi, situasi yang enggak bagus."
"Sama dengan begitu, aparat juga manusia Bung bukan Dewa, dia juga titik punya kulminasi," jelas Moeldoko
• Sebut Tindakan Mahasiswa Gelar Demo Itu Tepat, Wasekjen Gerindra: RUU KPK dan RKUHP Pro Koruptor
Lihat videonya mulai menit ke-3:17:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)