TRIBUNWOW.COM - Perwakilan dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) turut hadir dalam acara 'Indonesia Lawyers Club' pada Selasa (17/9/2019).
Mewakili GAPKI, Ketua Bidang Agraria dan Tata Ruang, Eddy Martono tidak mau korporasi disebut sebagai faktor utama kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Eddy Martono mengatakan, Karhutla tidak hanya terjadi di Indonesia.
Kebakaran hutan bisa terjadi di negara mana pun.
"Kemudian kita lihat juga Pak Karni, kebakaran lahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia," kata Eddy Marotono dikutip dikutip TribunWow.com dari channel YouTube 'Indonesia Lawyers Club' pada Rabu (19/9/2019).
Eddy Martono lantas menyinggung bencana kebakaran yang baru saja terjadi di Hutan Amazon, Brazil
"Yang kita lihat berulang juga itu adalah di Amerika, di Australia, di Eropa bahkan kejadian itu juga terjadi di Amazon di Brazil," singungnya.
• Hadir di ILC, Kepala BNPB Beberkan Penyebab Kebakaran Hutan di Indonesia, Ungkap Keanehan Berikut
Kebakaran-kebakaran yang terjadi di negara lain tidak terjadi sekali seperti di Indonesia.
"Nah kita bisa melihat juga bahwa di negara teknologinya dikatakan lebih baik kemudian peralatan lebih canggih itupun masih terjadi kebakaran yang berulang," beber Eddy Martono.
Mendengar pernyataan Eddy Martono itu, Karni Ilyas sebagai pembawa acara langsung menginterupsi.
Karni Ilyas mengatakan penyebab kebakaran di Indonesia itu berbeda dengan penyebab kebakaran di negara lain.
"Tapi kan di sana bukan tanpa disengaja. Artinya kebakarannya kecelakaan karena musim kemarau atau musim panas yang tinggi sekali," interupsi Karni Ilyas.
Namun, Eddy Martono menegaskan dirinya memang bermaksud bahwa ada campur tangan alamiah penyebab kebakaran.
• Jokowi Akhirnya Sampai di Riau, Langsung Lakukan Rapat dan akan Tinjau Langsung Lokasi Kebakaran
"Artinya bahwa di sini bukan hanya faktor ulah manusia tapi juga faktor alam maksud saya penekanannya di situ," ujar Edy.
Belum berhenti Eddy menjelaskan pernyataanya, Karni Ilyas kembali menyela.
Karni Ilyas menegaskan sekali lagi, penyebab karhutla di Indonesia lantaran unsur kesengajaan dari manusia.
"Di situ lebih faktor alam. Di kita lebih faktor manusia pak," ujar Karni Ilyas.
"88 persen manusia katanya tadi," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit ke-2:20:
Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
Dilansir oleh TribunWow.com, Doni Monardo mengungkap bencana tersebut merupakan kesalahan dari manusia.
"Pak Karni saya perlu menyampaikan pada kawan-kawan di sini pada kawan-kawan dan pemirsa di seluruh Indonesia, bahwa penyebab kebakaran 99 persen itu karena perbuatan manusia," kata Doni Manardo dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club pada Rabu (19/9/2019).
• Fakta Kabut Asap di Lokasi Ibu Kota Baru, Rencana Bangun Bendungan hingga Tak Berpotensi Karhutla
Doni mengatakan, ia telah menyelidiki penyebab kebakaran hutan sejak Februari 2019.
"Data ini saya kumpulkan sejak awal Februari tahun ini setelah saya tiga minggu dilantik sebagai kepala badan," ujarnya.
Penyelidikan itu dilakukan di lima daerah yang mengalami kebakaran paling banyak.
"Saya berkeliling ke lima provinsi yang terdampak kecuali Kalimantan Selatan."
"Dari lima provinsi ini akhirnya saya memiliki sebuah kesimpulan bahwa 99 persen ini adalah karena perbuatan manusia," jelas Doni.
Bukti bahwa kebakaran karena ulah manusia juga didukung dari sejumlah penelitian.
"Dan itu didukung ternyata oleh sejumlah penelitian oleh beberapa lembaga termasuk juga perguruan tinggi," paparnya.
• Jaringan Penyelamat Hutan Riau Sudah Bekerja selama 17 Tahun, Karni Ilyas Beri Sindiran Berikut
Apalagi, lahan yang terbakar itu akhirnya menjadi perkebunan.
"Dari pengamatan saya, mengikuti penerbangan di sejumlah daerah dengan helikopter saya juga mengambil kesimpulan 80 persen lahan yang terbakar pada akhirnya berubah menjadi kebon," kata Doni.
Anehnya, dari luasnya kebakaran tidak ada perkebunan yang terbakar.
"Tidak ada perkebunan sawit dan perkebunan hutan tanaman industri yang terbakar, yang terbakar adalah kawasan hutan, semak belukar, dan yang bukan kebon," ujarnya lagi.
Kebakaran semakin parah dengan musim kemarau yang berkepanjangan.
"Kenapa sekarang kita semua ini, Satgas Darat, Udara, itu mengalami kewalahan menghadapi kebakaran sedemikian luas."
"Sedemikian banyak okspor tidak lepas dari gejala fenomena alam pada tahun ini di mana menurut Data BMKG adalah El Nino lemah yang mengakibatkan kemarau lebih panjang," tutur Doni.
Lihat videonya mulai menit ke- 17:25:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)