"Saya takutnya kalau sekarang, takut salah langkah. Saya akan diskusikan terlebih dahulu, menenangkan diri dulubagi keluarga kami yang sedang berkabung," ucap dia.
Jawaban Keluarga Terduga Pelaku
Ani yang saat itu menemani FA di rumah sakit, mengaku menelepon ibu I untuk meminta pertanggungjawaban, dikutip TribunWow.com dari Tribun Jabar, Selasa (10/9/2019).
"Ketika anak saya menceritakan di rumah sakit bahwa telah dipukul rahangnya oleh inisial I itu, saya langsung telepon orang tua I itu," ujar Ani, pada Senin (9/9/2019), di Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Ia menceritakan, bahwa orangtua I mengelak anaknya melakukan bully dan pemukulan kepada FA.
Pengelakan itu disertai ucapan bahwa bukan hanya I yang melakukan pemukulan kepada FA.
"Ngelaknya ya gitu, merasa bahwa bukan cuma anaknya yang mukuli anak saya, harusnya kalau sudah sering melihat anak-anak berantem, ya, dipisahkan, jangan diam saja," ucap dia.
Sedangkan, Ani menuturkan sebenarnya saat kejadian pemukulan terjadi, ibu I telah mengetahui hal itu terlebih dulu,
Namun tak ada inisiatif ibu I untuk menanyakan kondisi FA.
"Waktu sore itu pas kejadian, temannya kan ngomong ke ibunya (Ibu I) bahwa anaknya sudah memukul FA, tapi dia (ibunya) sama sekali tidak menghampiri untuk sekadar menanyakan kondisi, sama sekali tidak," kata Ani.
Ani lantas mengatakan pada ibu I bagaimana jika ia ada di posisinya saat ini, dengan kondisi FA yang kritis saat itu.
"Setelah ortunya ngelak terus, saya coba mengibaratkan kalau dibalik kayak gitu, anaknya yang jadi korban, dan anak saya jadi pelaku. Setelah itu mereka diam," ujarnya.
• Ibu dari Korban Bully di Bekasi Ungkap Hal Ganjil, 3 Dokter Sempat Bingung dengan Penyakit Anaknya
Kronologi FA Di-bully dan Meninggal
Kronologi berawal pada akhir Bulan Agustus 2019, FA dan rekannya bermain di dekat rumah, di Kecamatan Pondok Melatin Kota Bekasi, pada pukul 15.00 WIB, dikutip dari TribunCirebon.com, Selasa (10/9/2019).
Ani menuturkan saat itu ia melihat FA sedang bermain dengan temannya berinisial I.