Bocah Korban Bully Meninggal Dunia

Ayah dari Anak yang Diduga Lakukan Bully pada Fatir Ungkapkan Tak Kuat dengan Tuduhan dan Hujatan

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ibu dari anak korban pem-bully-an, Sri Ani Lestari (38) mengungkap kondisi Fatir Ahmad sebelum meninggal.

TRIBUNWOW.COM - Orang tua dari bocah yang diduga melakukan tindakan bullying terhadap Fatir Ahmad (6) angkat suara.

Bocah asal Bekasi, Fatir Ahmad diduga di-bully oleh teman sepermainannya, I (8) hingga meninggal dunia pada 30 Agustus 2019.

Dikutip Tribunwow.com dari Tribun Jakarta pada Selasa (9/10/2019), Suparno ayah dari I mengatakan bahwa sepengetahuannya, Fatir sempat diurut di tukang urut.

"Itu saya tahunya dia sakit diurut 2 kali di sini (di kontrakan) manggil tukang urut, saya tahunya itu doang. Nah kata tetangga sini pas abis diurut itu anaknya sempet kejang-kejang terus baru dibawa ke RS Polri Kramat Hati," kata Suparno.

Suparno menjelaskan, dirinya sempat bertemu dengan ayah tiri Fatir.

Bocah 6 Tahun di Bekasi Meninggal Dunia setelah Dibully Temannya, sang Ibu Ungkap Kronologi Kejadian

Ayah tiri Fatir sempat mengungkapkan bahwa anaknya menderita infeksi tetanus.

"Itu saya sempet nanya ke suaminya (ayah tiri korban, suami sambung dari ibu korban), saya nanya katanya sakit infeksi di tenggorokan tetanus langsung ke saraf, saraf kejepit, dibawa ke rumah sakit itu badannya udah kaku," papar Suparno.

Terkait tuduhan pada anaknya, Suparno mengaku tak tahu menahu apa yang terjadi.

Menurutnya, anaknya selama ini tak pernah bertingkah aneh.

"Main ya sama siapa aja, karena anak saya rumahnya deket kalau abis magrib juga banyak anak-anak sini pada ngaji di rumah saya," ujar Suparno.

Suparno mengaku terganggu dengan tuduhan pada anaknya tersebut.

Ibu dari Bocah Korban Bully Ungkap Hal Aneh sebelum Anaknya Meninggal, Ditolak Sejumlah Rumah Sakit

Ia juga mengaku tak kuat dengan cercaan orang-orang di media sosial.

Sebagaimana diketahui, video Fatir saat di rumah sakit sempat viral di media sosial.

Sehingga, Suparno akan pasrah jika hal tersebut dibawa ke ranah hukum.

"Pasrah serahin sama Allah, kalau mau dilaporin polisi, kalau (korban) buat laporan kan nanti bisa divisum, diautopsi, jadi yang salah siapa bisa ketahuan," jelas Suparno.

Halaman
12