TRIBUNWOW.COM - Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Roby Arya Brata mengaku akan melakukan sejumlah kebijakan baru saat terpilih menjadi pimpinan KPK, tak hanya melulu soal penangkapan orang.
Bagi Roby Arya, penangkapan sejumlah orang akan membuat pemerintahan mandek.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi bintang tamu pada acara Mata Najwa yang tayang di Trans7 unggahan YoTube Najwa Shihab, Rabu (29/8/2019).
KPK kini tengah melakukan seleksi pada beberapa orang untuk memegang posisi pimpinan.
Roby Arya diketahui telah mendaftar sebagai pimpinan KPK sebanyak tiga kali.
Bahkan ia juga pernah mendaftarkan diri sebagai sekjen KPK, namun tidak terpilih dan kini kembali mencalonkan sebagai pimpinan.
Usaha Roby Arya menjadi pimpinan KPK membuat pembawa acara, Najwa Shihab menjadi penasaran.
"Kenapa sampai bertahun-tahun mencoba untuk masuk KPK?," tanya Najwa Shihab.
Roby menyebut bahwa masalah mendasar pemerintahan di Indonesia adalah korupsi.
"Jadi di ujung tombak lembaga ini KPK. Semua permasalahan di Indonesia ujung-ujungnya adalah korupsi," ucap Roby Arya.
Dari korupsi, Roby Arya menyebut ada tiga aspek yang menurun dan merugikan pemerintah.
"Invesatasi turun, eksport menurun itu ada, pertumbuhan ekonomi menurun. Ini sudah hasil riset ini. Korupsi menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi, investasi dan eksport," ujar Roby Arya.
Pada perbincangan itu, Roby Arya menyebut tujuannya dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dianggap sejalan.
Sehingga Roby Arya mengaku akan mampu bekerja sama dengan Jokowi, bila terpilih menjadi pemimpin KPK.
• Fakta-fakta OTT KPK yang Libatkan PNS Pemkot Jogja, Ini Kata Sri Sultan Hamengkubuwono
"Ini saya chemistry-nya sama Pak Jokowi nyambung ini. Tiga ini ya, investasi, eksport, dan ini sekarang jadi prioritasnya Jokowi, kebetulan saya membantu beliau sekarang," ujar Roby Arya.