Bopong Jenazah

Detik-detik Jenazah Dibopong Jalan Kaki karena Puskesmas Tolak Antar, Ini Respons Warga yang Lihat

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah seorang anak bernama Muhammad Husein (8) dibopong seorang pria dengan berjalan kaki

Jenazah Husein pun dimasukkan ke dalam mobil dengan berhati-hati.

Video Detik-detik Pria Bopong Jenazah karena Puskemas Tolak Antarkan, Sempat Naiki Jembatan

Kronologi Meninggalnya Husein

Kapolsek Tangerang, Kompol Hardi menjelaskan peristiwa yang membuat tewasnya Husein, dikutip TribunWow.com dari WartaKotaLive.com, Minggu (25/8/2019).

Hardi mengatakan saat itu, Husein bersama temannya, Fitrah Adi Hidayat (12) dan 2 orang lainnya sedang bermain di Sungai Cisadane sekira pukul 14.30 WIB, Jumat (23/8/2019).

Tiba-tiba Husein tenggelam dan Fitrah spontan menolong rekannya.

Dua teman lainnya segera meminta bantuan masyarakat.

“Tiba-tiba (satu) tenggelam, dan satunya menolong ikut tenggelam juga. Sehingga dua lainnya lari ke atas mencari bantuan ke masyarakat dan dilaporkan ke polisi juga,” kata Hardi.

Apa Alasan Puskesmas Cikokol Tolak Antarkan Jenazah Husen hingga Harus Dibopong Jalan Kaki?

Proses pencarian anak hanyut di Sungai Cisadane, Cikokol, Tangerang, Jumat (23/8/2019). ((Warta Kota/Zaki Ari Setiawan))

Husein pada Jumat (23/8/2019) sore telah ditemukan tak sadarkan diri.

Jenazah Husein lalu dibawa ke Puskesmas Cikokol untuk mendapatkan pertolongan segera, akan tetapi nyawa Husein tidak bisa diselamatkan.

Malang, Husein dinyatakan meninggal dunia.

Keluarga Husein yang datang ke Puskesmas meminta jenazah Husein diantar ke rumah dengan menggunakan mobil ambulan.

Namun permintaan itu justru ditolak puskesmas karena tak bisa membawa jenazah menggunakan ambulans.

Ini Sosok Pria yang Bopong Jenazah dengan Berjalan Kaki karena Ambulans Puskesmas Tolak Mengantarkan

Alasan itu dianggap sesuai dengan standar operasional prosedur Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

Paman Husein lalu terpaksa membopong jenazah Husein dengan berjalan kaki.

Kepala Dinas Kesehatan, Liza Puspadewi menjelaskan, ambulans hanya dipergunakan bagi pasien dalam kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera.

Halaman
123