Ibu Kota Baru
Doakan Maruarar Sirait Jadi Menteri, Fahri Hamzah Kritisi Kinerja Jokowi soal Pengelolaan BUMN
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberikan saran pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Politisi PDIP, Maruarar Sirait.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah memberikan saran pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan Fahri Hamzah saat menjadi bintang tamu pada acara 'Indonesia Lawters Club' dengan tema #ILCPerlukahIboKotaPindah' di TV One, Selasa (20/8/2019) malam.
Fahri Hamzah memberi saran pada Jokowi melalui politisi PDIP, Maruarar Sirait yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut.
Fahri Hamzah menyarankan Jokowi agar bekerja secara presidensil.
"Nah saya membayangkan presiden itu cara presidensil. Nanti Bung Ara (Maruarar) Anda akan menjadi menteri saya tidak tahu ya, mudah-mudahan," kata Fahri Hamzah dikutip TribunWow.com dari unggahan channel Youtube Indonesia Lawyers Club.
• Lihat Kondisi Ekonomi di Lapangan, Prof Salim Said Akui Tak Mengerti dengan Pidato Kenegaraan Jokowi
Sementara itu, Maruarar Sirait yang mendengar ucapan Fahri Hamzah tersebut hanya tertawa.
Lalu, Fahri Hamzah menyarankan agar Maruarar Sirait mau mengajak Jokowi bekerja dengan benar.
Menurut Fahri Hamzah, Jokowi bekerja dengan tidak benar selama lima tahun memimpin.
"Begini ajak presiden itu yang bener dalam kerja. Iya cara kerja yang kemaren itu enggak bener," ujarnya.
Lalu, Fahri Hamzah memembeberkan rencana presiden soal pengelolaan BUMN.
"Begini, Anda harus punya circle, presiden punya ide apa."
"Jangan sembarangan omong, saya mohon maaf ya, kita juga rapat konsultasi dengan presiden rakyat juga perlu tahu." kata Fahri Hamzah.
• Rocky Gerung Perkirakan Topik ILC 2024 Bahas Buku Jokowi, Sindir soal Mobil Esemka dan Ibu Kota Baru
Jokowi disebut akan meniru kebijakan negara-negara maju Timur Tengah.
"Misalnya yang ide Muhammad bin Salman diulang-ulang sampai di Bali diulang-ulang, enggak gitu cara kita menjadi presiden."
"Ya saya denger itu kan pernah diceritakan dijemput oleh Muhammad bin Salman sebuah negara Emirat, dan negara itu mohon maaf tidak ada demokrasinya, orang di situ tuh dagang, ada minyak sebagai bahan baku minyaknya lebih banyak dari keperluan rakyatnya."