"Memang kejadian blackout di negara lain juga terjadi, di New York berapa kali," kata Rizal Ramli.
"Bahkan tahun 1997 begitu terjadi blackout dua malam itu terjadi perampokan, macam-macam, berbagai kejahatan."
"Vice-nya manusia itu keluar saat terjadi blackout tahun 1997 di New York," tutur Rizal.
Rizal mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum mendapat jawaban yang jelas dari PLN mengenai jebloknya listrik di hampir sebagian Pulau Jawa.
Rizal Ramli pertanyakan soal alasan pemadaman massal, Selasa (6/8/2019) malam (Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club)
• Pemadaman Bergilir, Berikut Info Pemeliharaan Jaringan PLN ULP Semarang Barat Rabu 7 Agustus 2019
Ia menyampaikan bahwa PLN memiliki empat sistem transmisi.
Dan cukup mengejutkan jika keempatnya bisa jeblok dalam waktu yang bersamaan.
"Saya memang ada pertanyaan pertanyaan yang saya kira belum dapat jawaban, yaitu kok bisa sih kan ada empat sistem transmisi, dua di utara, dua di selatan, kok bisa empat-empatnya sekaligus jeblok?," tanya Rizal.
Lebih lanjut Rizal mempertanyakan sejumlah power station yang dimiliki PLN.
Ia menjelaskan bahwa PLN memiliki sekitar enam sampai tujuh power station yang mati dalam waktu yang bersamaan.
"Yang kedua ada enam atau tujuh power station yang juga shut down, kok bisa sekaligus?," ucapnya.
Menurut Rizal, apabila hanya ada satu atau dua power station yang mati itu masih bisa ditoleransi.
Namun, yang terjadi justru semua power suply yang dimiliki PLN mati secara bersamaan.
"Mungkin satu oke dua oke, ada sistemnya tentu isolasi untuk kejadian ini atau apa, nah pertanyaan-pertanyaan ini belum dijawab secara resmi," kata Rizal.
• Ombudsman Bicara soal Mati Lampu, Minta PLN Siap Siaga hingga akan Lakukan Investigasi Mandiri
Hal tersebut dinilai janggal oleh Rizal karena di setiap power station PLN seharusnya memiliki sistem pengamanan yang berlapis.
"Apa sih kok bisa sistem yang berlapis-lapis keamanannya isolasi dan security-nya kok bisa jeblok sekaligus?," lanjut Rizal bertanya.