TRIBUNWOW.COM - Kabid Penegakan Khilafah DPP ormas Front Pembela Islam (FPI), Awit Mashuri memberikan tanggapannya saat FPI dinilai oleh Politisi PKB, Maman Imanulhaq lagi berdakwah justru sibuk berpolitik.
Awit Mashuri pun menjelaskan dan memberikan pembelaan bahwa FPI bukan sembarang berpolitik.
Dikutip TribunWow.com, hal ini diungkapkan keduanya saat menjadi narasumber dalam program Mata Najwa dikutip dari saluran YouTube Najwa Shihab Kamis (1/8/2019).
"Kang Maman, pertanyaan saya apakah sudah berubah, kalau melihat dari kurung waktu 3-4 tahun terakhir? atau menjelang ramai-ramai kontestasi politik kemarin? Bagaimana menilai FPI sekarang?" tanya presenter Najwa Shihab.
Menurut Maman Imanulhaq bahwa FPI terlihat lebih politis dan dakwahnya hilang.
"Justru berubah lebih politis. Dakwahnya malah ilang. Sangat terlihat dari beberapa aspek politis," ujar Maman Imanulhaq.
• Pembubaran FPI Diisukan Syarat Kepulangan Habib Rizieq, Mardani Ali Sera Beberkan Bantahan Berikut
• FPI Sedang di Ujung Masa Izin Berlaku Ormas, Inilah Sepak Terjang FPI dari Tahun 1998 hingga 2018
Maman Imanulhaq lalu memberikan sarannya kepada FPI agar kembali fokus untuk berdakwah.
Bahkan ia menyindir sosok yang didukung FPI di Pilpres 2019 yakni Prabowo Subianto yang justru bertemu dengan saingannya, Joko Widodo (Jokowi) makan siang bersama.
"Ini yang justru sangat ingin saya katakan. Kembalilah FPI menjadi sebuah Front Pembela Islam yang ramah, dakwah yang menyejukkan merangkul semua kalangan, bukan telibat hal-hal yang politis. Politis itu bersifat dinamis, seseorang yang dibela habis-habisan oleh FPI misalnya, berubah bisa makan di MRT dan sebagainya, itu kan lucu banget," papar Maman Imanulhaq.
Ia pun membanggakan politik NU dan meminta FPI untuk menirunya.
"Makanya politik itu menurut saya perlu ditempatkan oleh FPI seperti NU, politik yang lebih tinggi, politik kemaslahatan, politik kemanusiaan. Politisnya politik pragmatis, kecil banget," pungkasnya.
Lihat videonya di menit ke 1.30:
Awit Mashuri pun membela diri jika suasana sedang sensitif karena masa Pilpres 2019.
Sehingga FPI disebut demikian.
"Sebetulnya karena lagi sensi saja kemarin, sensi aja masalah pilpres, pilihan beda lagi cuma dua, kan FPI sama NU bareng-bareng enggak seru," jawab Awit Mashuri membuat seisi studio bertepuk tangan.
"Oh begitu? harus selalu beda FPI sama NU?" tanya Najwa Shihab kembali.
"Enggak karena begini, kalau ibarat orang dagang, orang jualan, FPI sama NU sama-sama dagang sarung, nasabnya sama, enggak ada masalah lah, kalau misalkan NU di sana FPI di sini enggak ada masalah," pungkasnya.
Aksi FPI berdasarkan Tim Riset Mata Najwa:
Mata Naja merilis sepak terjang FPI dari tahun 1998 hingga 2018, dan berikut Aksi FPI berdasarkan Tim Riset Mata Najwa:
Pada tahun 1998 FPI terlibat mengamankan Sidang Istimewa pada 10-13 November.
Dan juga menjadi bagian dari Pasukan Pengamanan Masyarakat (Pam) Sawakarsa.
Di tahun 1999 FPI ikut turun mengamankan Sidang Umum MPR 14-21 Oktober.
Di tahun itu juga FPI mendatangi Balai Kota pada Desember, menuntut Gubernur Sutiyoso menutup tempat hiburan malam ditutup selama puasa.
Lalu di tahun 2004 ribuan Laskar FPI terjun di Aceh membantu mengevakuasi korban tsunami.
FPI di tahun 2008 terlibat bentrok dengan massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB).
• Bukan Perangi NU hingga Muhammadiyah, Pihak FPI Ungkapkan Siapa Musuh Sesungguhnya
Di tahun 2011 terlibat penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah di sejumlah daerah di Indonesia.
Tahun 2014 terlibat sejumlah aksu menolak menolak Basuki Tjahja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saat Jakarta dilanda banjir, FPI turut serta membangun posko bantuan korban.
Pada tahun 2016 FPI terlibat dalam aksi 411 (4 November) dan 212 (2 Desember) yang menuntut Ahok dihukum terkait penistaan agama.
FPI juga disebut terlibat dalam sejumlah aksi bela islam di tahun 2017.
Dan pada tahun 2018 lalu FPI menjadi bagian dari Ijtima Ulama yang mendukung Paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam pemilihan presiden 2019.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY: