Terkini Daerah

Terdakwa Penganiayaan Siswa ATKP Makassar Sebut Pemukulan Sudah Biasa Terjadi di Kampusnya

Penulis: AmirulNisa
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Rusdi (bersujud) saat meminta maaf kepada Mariati, ibu dari Aldama Putra Pongkala, taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar yang diduga tewas dianiaya olehnya, Rabu (10/7/2019).

Tak kuasa menahan air matanya, Mariati juga ikut menangis.

Di hadapan Mariati, Rusdy mengaku menyesal atas apa yang diperbuatnya.

"Saya sangat menyesal telah melakukan perbuatan itu. Saya tidak akan mengulangi perbuatan yang sama," ucap Rusdy, Rabu (10/7/2019).

Walau sudah maaf sudah diberikan, ayah korban Daniel ingin proses hukum tetap diteruskan.

Muhammad Rusdi (bersujud) saat meminta maaf kepada Mariati, ibu dari Aldama Putra Pongkala, taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar yang diduga tewas dianiaya olehnya, Rabu (10/7/2019). ((KOMPAS.com/HIMAWAN))

Ia berharap agar pelaku tetap mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

"Kalau saya harap hukum harus terus berlanjut," ucap Daniel di luar persidangan.

Sebelumnya, muncul banyak kabar berbeda mengenai penyebab kematian Aldama.

Dikutip TribunWow.com dari TribunMakassar.com, Kamis (11/7/2019), pihak ATKP mengatakan bahwa Aldama meninggal karena terjatuh di kamar mandi.

Namun, saat Daniel melihat jasad anaknya yang penuh luka memar di wajahnya, ia meyakini bahwa anaknya sudah mendapat penganiayaan.

Daniel mengetahui tewasnya putra semata wayangnya, setelah mendapat kabar dari pihak ATKP.

Viral Penganiayaan Remaja Putri di Klungkung, Polisi Amankan 7 Pelaku yang Masih di Bawah Umur

"Saya ditelpon malam-malam oleh pengasuh anak saya di ATKP, katanya bisa merapat ke RS Sayang Rakyat soalnya anak saya (Aldama Putra Pangkolan) katanya jatuh. Jadi, awalnya perkiraan saya hanya luka atau patah," ucap Daniel.

Mendengar kabar tersebut, Daniel segera menjut RS Sayang Rakyat.

Namun, setibanya di rumah sakit, betapa terkejutnya dirinya melihat anaknya sudah tiada.

"Pas saya tiba (di RS Sayang Rakyat), saya disambut pelukan dan berkata, 'bapak yang sabar ya. Kami sudah berusaha, tapi apa daya.' Di situlah saya langsung seperti tidak bisa berkata-kata lagi karena di pikiran saya anak saya sudah meninggal," ucap Daniel.

Dengan keadaan terkejut, Daniel meminta untuk bisa melihat kondisi putranya.

Halaman
123