Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, kepala Bengkel Auto200 Cilandak, mengatakan kebiasaan yang tidak disadari oleh pemilik mobil berimbas pada usia busi, bahkan membuat tenaga terkesan lemah.
"Busi memang memiliki masa pakai, biasanya itu sekitar 40.00 km untuk busi biasa dan lebih lama yang jenis iridium. Permasalahan busi terkadang sudah minta ganti sebelum waktunya tergantung banyak faktor, keseringan karena pola kebiasaan pemilik kendaraan yang tak sesuai mengisi bahan bakar," ungkap Suparna.
"Akibat BBM yang tidak sesuai, pembakaran menjadi prematur, sisa pembakaran akan meninggalkan residu yang mengotori ruang bakar, termasuk klep dan kepala busi. Performa turun, usia pemakaian busi pun akan lebih cepat," jelasnya.
Suparno menjelaskan, setiap kendaraan memiliki ketentuan untuk jenis bahan bakar apa yang cocok untuk dikonsumsi.
• Sering Bersihkan Mesin Pakai Bensin atau Solar? Berikut Dampak Negatifnya
Misalnya untuk mobil ramah lingkungan (low cos green car/LCGC) atau MPV layaknya Avanza minimal menggunakan Research Orctane Number atau RON 92 yang sekelas Pertamax.
Namun jika diberikan BBM dengan RON di bawahnya, maka efeknya akan berpengaruh pada busi.
Dengan begitu, Suparna menyarankan semakin tinggi nilai oktan dari jenis BBM, maka semakin kecil tingkat residu yang dihasilkan saat proses pembakaran.
Hasilnya ruang mesin menjadi tidak cepat kotor.
Selain berimbas pada busi, pemakaian BBM yang tidak sesuai juga berdampak pada proses pembakaran yang tidak sempurna.
Hal itu lah yang membuat performa dari mesin tidak optimal.
"Akibat BBM yang tidak sesuai, pembakaran menjadi prematur, sisa pembakaran akan meninggalkan residu yang mengotori ruang bakar, termasuk klep dan kepala busi. Performa turun, usia pemakaian busi pun akan lebih cepat," papar Suparna.
(TribunWow.com)
WOW TODAY: