Terkini Nasional

Miftah Sabri Tak Menampik Gerindra Bisa Saja Bergabung dengan Jokowi: Anything Can Happen In Politic

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi Partai Gerindra, Miftah Sabri angkat bicara soal banyak kabar yang beredar bahwa partainya akan turut menjadi pendukung presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).

TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Gerindra, Miftah Sabri angkat bicara soal banyak kabar yang beredar bahwa partainya akan turut menjadi pendukung presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).

Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Miftah saat menjadi narasumber di program Dua Arah KompasTV, Senin (8/7/2019) malam.

Mulanya, Miftah menjelaskan bahwa hingga saat ini posisi Partai Gerindra dan sang Ketua Umum, Prabowo Subianto, masih di luar pemerintahan.

Miftah juga memastikan bahwa partainya tidak pernah sekalipun menawarkan diri untuk diajak dalam koalisi pemerintah.

Bicarakan Habib Rizieq Jadi Syarat Rekonsiliasi, Dahnil Anzar Singgung Visi Besar Prabowo ke Jokowi

"Posisi Partai Gerindra dan Pak Prabowo clear ya. Sampai detik ini belum ada keputusan resmi partai," kata Miftah.

"Dan MK memenangkan Pak Jokowi. Artinya Pak Jokowi yang punya prerogatif itu. Secara clear saya sampaikan di sini bahwa Partai Gerindra tidak pernah menawar-nawarkan diri untuk bergabung dengan pemerintahan ini."

"Jadi clear bahwa posisi kami adalah Partai Gerindra masih berada di luar pemerintahannya Pak Jokowi," imbuh dia.

Miftah kemudian membahas soal isu rekonsiliasi yang banyak dibahas.

Miftah menilai, isu rekonsiliasi sekarang ini memiliki makna yang tidak tepat.

"Ini memang sebenarnya berkali-kali tidak tepat. Karena kita tidak pernah ada konflik fisik ya," tegas dia.

"Artinya apa? Ini kan political competition. Ada pertarungan politik, yang menang X, yang kalah Y. Ada sistem yang mengharuskan orang yang tetap berada di luar pemerintah untuk memberi kritik kepada ini."

Menanggapi itu, pembawa acara kemudian mempertanyakan soal pertemuan antara Jokowi dan Prabowo.

"Jadi jauh nih rekonsiliasi akan segera terjadi, karena pertemuan antara dua tokoh ini," tanya pembawa acara.

Miftah lantas menegaskan, bahwa pertemuan Prabowo dan Jokowi berbeda dengan makna dari rekonsiliasi yang selama ini dipikirkan masyarakat.

"Pertemuan dengan Pak Jokowi clear, bahwa dalam pembubaran koalisi Adil Makmur itu, Pak Prabowo mengatakan, saya akan bertemu dengan Pak Jokowi," papar Miftah.

Halaman
12