TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD memberikan komentar soal kesaksian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Hairul Anas saat berada di sidang sengketa pemilihan presiden, Kamis (20/6/2019) dini hari.
Dikutip dari tayangan Metro Tv, Mahfud MD mengomentari soal kesaksian Hairul yang mengatakan soal Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko, Kamis (20/6/2019).
Dalam keterangannya, Hairul mengatakan Moeldoko telah melakukan pelatihan pada saksi kubu 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
"Dia mengatakan ada pidato dari Moeldoko bahwa di demokrasi itu biasa curang," ujar Mahfud.
"Itu kan semua orang bilang gitu, bukan hanya Moeldoko," tambanya.
• Tim Hukum 02 Minta Maaf ke Saksi Ahli KPU: Tanpa Maksud Saya Merendahkan Profesor
Menurut Mahfud, dalam keterangan tersebut, Moeldoko hanya sebatas memberikan pidato.
Namun tidak ada perkataan atas perintah dari Moeldoko.
"Tetapi kan Moledoko tidak menyuruh orang curang, hanya bilang bahwa di demokrasi itu biasa terjadi kecurangan tapi tidak mengajak curang kan?," kata Mahfud MD.
"Wong di bukunya Magnis Suseno itu ada buku etika politik, dikatakan etika politik itu penting tapi etika politik itu tidak ada di lapangan hanya ada di bangku kuliah kan sama dengan mengatakan begitu."
Lihat menit ke 1.22:
Diberitakan sebelumnya dari Kompas.com, Hairul Anas memberikan keterangan sebagai saksi pihak Prabowo-Sandi.
"Training diadakan oleh TKN, saya diutus sebagai wakil Partai Bulan Bintang," ujar Hairul dalam sidang di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2019) dini hari.
Dalam pelatihan saksi itu, Hairul menyatakan mendapat beberapa materi pelatihan selama dua hari berturut-turut.
Di mana dalam slide materi pertama ada keterangan yang mengatakan bahwa kecurangan merupakan bagian dari demokrasi.
Ia menuturkan materi tersebut ditampilkan ketika Ketua Harian TKN Moeldoko memberikan paparannya.
• Jawab Tim Hukum 02 soal Temuan Amplop di Tempat Sampah, KPU: Tanya Saksi Anda Bos
Kemudian Hairul meminta materi yang dimaksud ditunjukkan dalam sidang karena materi ini masih bisa diunduh hingga sekarang.
"Saya perlu menunjukkan bahwa ada materi ini. Ini masih bisa di-download nanti saya tulis (tautan linknya)," kata Hairul.
Sebagai seorang caleg dari PBB, dirinya cukup kaget ketika mendengarkan dan melihat langsung materi tersebut.
Sebab ia keberatan bila kecurangan dianggap sebagai bagian dari demokrasi, akan tetapi Hairul harus mengikutinya lantaran sudah dimandatkan oleh partai.
• Polisi Ungkap Praktik Prostitusi di Warung Remang-remang Indramayu, Tarif Sekali Kencan Rp 100 Ribu
Menanggapi hal itu, Moeldoko memberikan jawaban soal kesaksian Hairul Anas.
Dilansir oleh Tribun Jabar, Moeldoko membantah adanya pelatihan.
Melainkan adalah pembekalan para saksi agar berhati-hati dalam berdemokrasi.
"Jadi hai kamu para saksi harus hati-hati, harus aware, harus waspada," ujar Moeldoko, Kamis (20/6/2019).
"Sampai saya tekankan kalau kalian yang pakai kacamata harus duduk di depan. Sampai tahu persis apa yang disampaikan dicontreng itu adalah benar. Sampai detail itu," katanya.
• Peneliti Ungkap Kemungkinan Moeldoko akan Dipanggil pasca Hairul Anas Bersaksi dalam Sidang
Selain itu, Moeldoko menganggap keterangan dari Hairul Anas menganggu nilai demokrasi.
"Saya ingin tegaskan bahwa apa yang saya sampaikan di situ konteksnya adalah satu saya sebagai Wakil Ketua TKN (Tim Kampanye Nasional) memberikan pembekalan kepada saksi, itu poinnya" tambah Moeldoko.
Sementara dikutip dari channel YouTube Ery Chandra, dalam wawancaranya, Moeldoko berharap konteks pembekalan tersebut bisa diketahui banyak orang.
"Kalau orang sudah mendengarkan apa yang saya omongin, oh gitu to maksudnya," kata Moeldoko.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika/Roifah)
WOW TODAY: