TRIBUNWOW.COM - Presiden keenam Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berencana untuk menulis buku sebagai persembahan untuk mendiang sang istri, Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono.
Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan sambutan di depan peti jenazah Ani Yudhoyono di Pendopo Puri Cikeas Bogor, dikutip TribunWow.com dari Breaking News KompasTV.
Sambil terisak, SBY menceritakan masa-masa di mana ia menemani Ani Yudhoyono berjuang melawan kanker darah yang diderita selama empat bulan di National University Hospital (NUH) Singapura.
"Saya ingin flashback, selama empat bulan saya menemani, keluarga berganti-ganti mendampingi setiap hari siang dan malam," ujar SBY.
"Ibu Ani tahu bahwa penyakitnya sangat berat, ganas, agresif, tetapi dia mengatakan kepada saya 'Saya pasrah, tetapi tidak akan pernah menyerah. Never give up'."
• Polda Metro Jaya Terjunkan 250 Personel Gabungan untuk Amankan Prosesi Pemakaman Ani Yudhoyono
SBY kemudian menceritakan, sehari sebelum Ani Yudhoyono berpulang, para perawat dan petugas medis sempat mengatakan bahwa sang istri tak akan bertahan lama.
Namun selama 24 jam, SBY menuturkan, bahwa Ani Yudhoyono masih mencoba bertahan dan berjuang melawan penyakit yang dideritanya.
"Oleh karena itulah, ada story yang lain. Pada tanggal 31 Mei sebetulnya tekanannya sudah sangat rendah," lanjut SBY.
"Dari tiga indikator yang ada di layar monitor, sebagian mengatakan she could not survive, soon akan passed away, akan kembali. Itu menurut sejumlah perawat dan petugas medis."
"Tetapi Bu Ani masih berusaha bertahan selama 24 jam penuh, perawat mengatakan 'She is really strong woman'. Saya bersyukur ada yang mengucapkan seperti itu."
• Inilah Prosesi Pemakaman Jenazah Ani Yudhoyono dari Cikeas hingga ke TMP Kalibata pada Minggu Sore
"Berarti itu betul-betul. Saya mendampingi selama 46 tahun, dari hati, mata, wajahnya, Ibu Ani mencoba untuk bertahan, up to the limit. Sampai batas yang bisa dilakukan manusia. Manusia yang kuat dan tangguh. She tried untuk bertahan."
"Saya mengerti nafasnya, saya mengerti apa yang tersirat dari wajahnya."
Lebih lanjut, SBY pun sadar bahwa memang hanya mukjizat yang bisa menyelamatkan Ani Yudhoyono hingga akhirnya sang Khalik memanggil istrinya.
"Waktu itu saya sadari bahwa ini hanya Engkau yang bisa mengubah keadaan, nampaknya istri tercinta sudah berusaha untuk bertahan selama 24 jam, sudah diramalkan passed away waktu itu," imbuhnya sambil terus terisak.
"Hanya mukjizat-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu yang bisa mengubah keadaan. Doa kami, tetapi Allah mengambil keputusan yang lain."
"Saya yakin, keputusan itu yang terbaik. Sebab kalau Ibu Ani masih bisa bertahan dalam kondisi seperti itu, dengan semua instrumen, dengan multi-organs failure, saya kira akan sangat sangat berat."