TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menceritakan kesan yang dialaminya saat menjadi hakim MK ketika harus memutuskan sengketa dan mendapat beragam teror.
Hal ini diungkapkan Mahfud MD saat menjadi narasumber dalam tayangan iNews Sore, dikutip dari saluran Youtube Official iNews, Jumat (31/5/2019).
Mahfud mulanya ditanyakan mengenai ucapan peringatan kepada hakim MK agar hati-hati dengan teror.
Lantas dijelaskannya, saat dahulu di tahun 2009, Mahfud pernah mendapat sejumlah teror berama dengan para hakim MK lain.
• Ucapan Duka Cita dari Tokoh Nasional untuk Ani Yudhoyono, Jusuf Kalla hingga Mahfud MD
"Saya kan pernah jadi hakim ya di MK, menangani ratusan hasil pilkada, hasil pilpres, memang pendekatan untuk menang selalu dilakukan ,dengan pendekatan kasar maupun halus," ujar Mahfud MD.
Mahfud MD mengatakan cara halus dapat berupa menawarkan sejumlah uang atau kenaikan jabatan.
"Kalau yang dengan halus biasanya menawarkan ya semacam uang, tanya nomor rekening kemudian halus sekali caranya, ya kemudian janji-janji promosi macam-macamlah," ungkapnya.
• Mahfud MD Beberkan Peluang Kivlan Zein Bebas: Harus Bebas, kalau Jalurnya Tidak Ada
Mengenai teror dengan cara kasar, Mahfud mencontohkan dengan ancaman pihak yang akan membakar gedung MK.
"Tetapi ada juga teror, mengancam, 'kalau kami sampai kalah, nanti kami bakar gedung MK, awas kamu sampai kalah jangan macam-macam', dan itu terjadi terhadap hakim MK," imbuh Mahfud MD menirukan penerornya.
Saat ditanya adakah kemungkinan teror semakin besar di proses penyelesaian sengketa Pilpres 2019, Mahfud mengaku tak begitu mengerti.
"Oh tidak tahu saya, saya hanya mengingatkan potensi untuk diteror untuk diteror itu ada, potensi untuk didekati secara baik-baik itu ada, itu udah pastilah, itu kan teror sekarang sudah mulai muncul, bahwa itu MK tidak kredibel, bahwa MK nya tidak bisa dipercaya, kan ini belum ada pemeriksaan, dan ini bagian dari teror psikologis," ujarnya.
• Tim Hukum Prabowo-Sandiaga: MK akan Kewalahan karena Partai Pendukung 02 dan 01
Mahfud MD kembali menuturkan dahulu ada aksi pada tahun 2009 ke MK, hingga menyembelih kambing di depan kantor MK.
"Demonya juga pakai teror nyembelih kambing di depan kantor MK sambil teriak-teriak," kata Mahfud MD.
Namun Mahfud MD menuturkan adanya pengawalan membuat para hakim MK tidak begitu takut akan teror.
"Tapi waktu itu saya enggak peduli, urusan keamanan kan uruan polisi. Urusan hakim memutuskan perkara," pungkasnya.
Lihat Videonya di menit ke 3.46:
Sebelumnya, Mahfud menuturkan MK menjadi lembaga yang akan menentukan siapa pemenang Pilpres 2019.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Mahfud MD melalui acara 'Breaking News' di tvOne, Selasa (28/5/2019).
Mulanya Mahfud menuturkan apresiasi kepada Calon Presiden (Capres) dan Calon wakil Presiden (Cawapres), Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mempercayakan gugatan sengketa pilpres kepada MK.
"Penyelesaian sengketa pilpres itu sekarang ada di Mahkamah Konstitusi," ujar Mahfud.
"Kita mengapresiasi Pak Prabowo, Paslon nomor 2 dengan Pak Sandi yang telah membawa kasus ini ke Mahkamah Konstitusi untuk mencari penyelesaian yang paling ilegal," ungkapnya.
• Mahfud MD Sebut Ada Tiga Tokoh Lain Lagi yang Diduga Jadi Target Pembunuhan di Balik Aksi 22 Mei
Ia lantas mengingatkan bahwa peluang menang ataupun kalah akan ditentukan oleh MK.
"Kita apresiasi peluang untuk menang atau kalah ada di Mahkamah Kostitusi, oleh sebab itu."
Oleh sebab itu, diingatkannya agar pihak manapun tidak melakukan intervensi maupun melakukan teror kepada MK.
"Mari kita dorong Mahkamah Konstiusi untuk melakukan tugasnya dengan profesional, tidak boleh diintervensi oleh siapapun dan tidak boleh diteror oleh siapapun," pungkasnya.
Lihat videonya di menit ke 4.30:
(TribunWow.com)
WOW TODAY: