Kabar Tokoh

Minta Polisi Usut Tuntas Ancaman Pembunuhan Terhadapnya, Wiranto: Tak Perlu Takut

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jend. TNI. Purn. Wiranto.

"Dasar kami sementara hanya BAP pro justitia, hasil pemeriksaan kepada tersangka yang sudah kita tangkap. Jadi bukan karena berdasarkan informasi intelijen, beda," jelas Tito dikutip dari tayangan Live tvone.

"Mereka (para perusuh yang ditangkap) menyampaikan nama Pak Wiranto," kata Tito, disambut acungan jari oleh Wiranto yang duduk di sampingnya.

"Terus ada Pak Luhut Menko Maritim, ketiga itu adalah Pak KaBIN (Budi Gunawan), keempat Bapak Gories Mere," sambung dia.

Pakar Hukum Unpar Bandung Tanggapi Pernyataan Bambang Widjojanto soal MK dan Pemilu

Selanjutnya, Tito menyebutkan ada juga pimpinan lembaga survei yang menjadi target dari kelompok perusuh itu.

Namun, Tito tak mau menyebutkan nama siapa yang ia maksud.

"Yang jelas kami selalu sejak awal, kami memberikan informasi, memberikan pengawalan-pengawalan," katanya.

Keterangan Polisi Ada 6 Tersangka

Sementara itu Kepala Divisi Humas Polri M. Iqbal memberikan keterangan soal aksi yang terjadi pada 21 dan 22 Mei.

Dalam konferensi pers yang dilansir oleh Kompas TV, Iqbal menyebutkan ada 6 tersangka yang ditangkap karena menarget pembunuhan, Senin (27/5/2019).

Kelompok tersebut berupaya melakukan pembunuhan pada 4 pejabat negara dan seorang pimpinan lembaga survei.

Seorang tersangka berinisial HK dalam keterangan polisi diberikan bayaran Rp 150 juta untuk melakukan pembunuhan tersebut.

"Tersangka HK inisialnya beralamat di perumahan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor," ujar Iqbal.

"HK ini perannya adalah leader mencari senjata api sekaligus juga mencari eksekutor, tapi juga sekaligus menjadi eksekutor serta memimpin tim turun pada aksi 21 Mei 2019."

"Jadi yang bersangkutan itu ada pada 21 tersebut dengan membawa satu pujuk senpi revolver."

"Yang bersangkutan menerima uang 150 juta rupiah, ditangkap 21 Mei di lobi Hotel Megaria Menteng," tutur Iqbal.

KPU: Kami Yakin akan Menang pada Sengketa Pilpres dan Pileg

Sementara dilansir Kompas.com, diketahui pembunuhan tersebut sudah direncanakan sejak Oktober 2018.

Saat itu, HK diminta untuk membeli dua punjuk senjata laras pendek di Kalibata.

Halaman
123