"Ternyata setelah beberapa lama tidak berhasil, akhirnya dinyatakan meninggal," jelas Rifki, seraya menambahkan jenasah kemudian dirujuk ke RSCM.
Peluru tajam atau bisa juga peluru karet
Terkait penyebab kematian, Rifki mengungkapkan "sangat dimungkinkan karena luka tembus dari leher ke belakang, di bawah tulang punggung."
Namun, dia tidak dapat memastikan luka tembus itu akibat terjangan peluru tajam atau peluru karet.
"Sulit mengatakan itu, kecuali kita otopsi. Tapi kalau lihat dari lukanya, patut diduga dari senjata tajam, apakah itu peluru tajam atau apa," jelas Rifki.
"Tapi kalau peluru karet, walaupun agak sulit, bisa juga sih seperti itu kalau terlalu dekat," imbuhnya kemudian.
Selain Farhan, Widianto Rizky Ramadan, pemuda berusia 17 tahun juga meninggal dalam kerusuhan 22 Mei silam.
Terkait penyebab kematian, Rifki mengungkapkan "sangat dimungkinkan karena luka tembus dari leher ke belakang, di bawah tulang punggung."
Namun, dia tidak dapat memastikan luka tembus itu akibat terjangan peluru tajam atau peluru karet.
"Sulit mengatakan itu, kecuali kita otopsi. Tapi kalau lihat dari lukanya, patut diduga dari senjata tajam, apakah itu peluru tajam atau apa," jelas Rifki.
"Tapi kalau peluru karet, walaupun agak sulit, bisa juga sih seperti itu kalau terlalu dekat," imbuhnya kemudian.
Selain Farhan, Widianto Rizky Ramadan, pemuda berusia 17 tahun juga meninggal dalam kerusuhan 22 Mei silam.
Liani, bibi pelajar sekolah menengah atas yang tinggal di Slipi, Jakarta Barat itu mengatakan pada saat kericuhan meletus, Rizky justru pergi ke lokasi kejadian untuk membantu korban terluka.
"Dia kembali lagi untukĀ nolonginĀ orang yang terluka, kaya sebelumnya kan ada korban tertembak, jadi dia nolongin," ujar Liani kepada BBC News Indonesia, Jumat (24/05).
Namun, Rizky justru menjadi korban. Dari lokasi kericuhan di Petamburan, dia langsung dibawa ke RSUD Tarakan di Jakarta Pusat.