"Sebelum ke sana, saya pikir semua orang perlu memasang kewaspadaan dengan Cina," ujar Said Didu.
Said Didu mengatakan bahwa ada empat alasan mengapa dirinya mengatakan perlu adanya kewaspadaan terhadap Cina.
"Satu, karakter Cina memberikan utang itu berbeda dengan negara lain," jelas Said Didu.
"Kedua, negara-negara penerima utang dari Cina menghadapi masalah."
"Ketiga, pengalaman di dalam negeri."
"Keempat adalah swasta, yang dikatakan swasta di Cina itu hampir tidak ada swasta di Cina," sambungnya.
• Ditanya soal Konsekuensi Keputusan Pemilu 2019, Mardani Ali: DPR Tak Ingin Buru-buru Evaluasi Total
Dirinya mengungkapkan bahwa sudah sejak lama Cina memiliki karakter yang berbeda dari negara-negara lainnya.
Said Didu memaparkan bahwa hal itu terbukti dan bisa dilihat pada sejumlah negara yang gagal membayar utang ke Cina.
"Terbukti dari berbagai negara seperti Zimbabwe itu mengganti mata uang, Sri Lanka menjual BUMN-nya 70 persen, Angola memaksa semua bahan baku dari Cina dan tenaga kerja China bekerja di Angola,"
"Nah, itu modusnya sama, Turki juga seperti itu, di Indonesia juga seperti itu,"
Untuk itu ia meminta supaya Indonesia selalu waspada terhadap utang kepada China.
• Di Konferensi Pers Prabowo Minta Petugas Usut soal Ratusan KPPS Meninggal: Sehingga Jelas Sebenarnya
Sementara disampaikan oleh tvOne yang bersumber dari Bank Indonesia, ada 5 negara yang paling besar memberikan utang kepada Indonesia per Desember 2018.
Urutan pertama ditempati oleh Singapura yang memberi utang Indonesia sebanyak 61.279 dolar Amerika.
Kemudian Jepang 29.576 dolar Amerika, serta Cina sebesar 12.314 dolar Amerika.
Lalu Amerika 17.216 dolar Amerika serta Hong Kong 14.770 dolar Amerika.
• TKN Jokowi-Maruf Nilai Kubu Prabowo-Sandi Tidak Siap Kalah dalam Pilpres 2019