Pilpres 2019

Soal Alasan BPN Tolak Terima Luhut Jadi Utusan Jokowi, Yusuf Martak: Apakah Pantas Pak Luhut Diutus?

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua GNPF Ulama, yang juga pendukung kubu 02 capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Yusuf Martak

TRIBUNWOW.COM - Ketua GNPF Ulama, yang juga pendukung kubu 02 capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Yusuf Martak mengungkapkan alasan kubu 02 menolak menerima utusan capres kubu 01 Joko Widodo (Jokowi) yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Hal itu dikatakannya saat menjadi narasumber di program Rosi, seperti dikutip TribunWow.com dari saluran YouTube Kompas TV, Kamis (2/5/2019).

Yusuf menyinggung mengenai kepantasan Luhut sebagai utusan Jokowi untuk menemui Prabowo.

"Apakah pantas Pak Luhut diutus?," ujar Yusuf.

Pembawa acara Rosi lalu menuturkan alasan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin yang menilai Luhut dekat dengan Prabowo.

"Karena dianggap dekat dengan Pak Prabowo," jawab Rosi.

TGB Respon Hasil Ijtima Ulama 3: Melampaui Batas, dalam Poin Keempat yang Mendiskualifikasi Jokowi

Yusuf lantas mengatakan Luhut tidak harus selalu turun tangan apabila ada masalah.

"Apakah Pak Luhut presiden? Setiap masalah Pak Luhut harus turun. Dari awal sudah menyatakan hal yang tidak sesuai," ulas Yusuf Martak.

Lalu ia mengatakan ada sejumlah tokoh diku 01 yang lebih pantas untuk diutus, seperti Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dan Ma'ruf Amin.

Yususf Martak menilai, kedua orang yang berlatar belakang ulama itu lebih pas untuk mendekati Prabowo karena Ketua Umum Gerindra itu didukung oleh banyak ulama.

"Kalau memang mengutus, utuslah mungkin Tuan Guru Bajang, seorang ulama, mendekati, karena Pak Prabowo banyak didukung oleh ulama, kan begitu. Apa Pak Kiai Ma'ruf Amin memanggil kita, akan lebih soft," ujarnya.

Prabowo-Sandiaga Menang Telak di Pamekasan Madura, Lihat Selisihnya dengan Jokowi-Maruf

Bahkan menurutnya, apabila Luhut yang dikirim untuk bertemu empat mata dengan Prabowo, maka hanya akan menimbulkan perpecahan.

"Nah kalau sudah yang diutus seperti begitu, pertemuannya hanya berdua, ini kan hanya menimbulkan perpecahan lagi antara kita, itulah yang terjadi," ungkapnya.

Rosi kemudian menegaskan apakah yang menjadi permasalah adalah profil dari si utusan.

"Jadi profil utusannya yang tidak tepat?" tanya Rosi.

"Menurut dari 02 itu alasan yang dikemukakan," pungkasnya.

Lihat videonya berikut ini:

BPN Tegaskan Tak Ada Campur Tangan Pihaknya soal Diskualifikasi Jokowi-Maruf Hasil Ijtima Ulama

Jokowi Kirim Utusan

Diberitakan sebelumnya, capres pertahana Joko Widodo (Jokowi) mengatakan di hadapan media bahwa dirinya akan mengutus seseorang untuk menemui kubu lawannya, Prabowo Subianto.

Hal itu diucapkan sehari seusai pencoblosan, yakni pada Kamis (18/4/2019).

"Sudah sering saya sampaikan bahwa persahabatan dan tali silaturahmi kami semuanya, saya dan Pak Kiai Ma'ruf tidak akan putus dengan Pak Prabowo juga Pak Sandi. Sehingga siang tadi saya utus seseorang untuk bertemu dengan beliau," ujar Jokowi, dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (19/4/2019).

Namun, Jokowi mengaku belum mengetahui kapan pastinya ia akan bertemu Prabowo.

"Agar kita bisa berkomunikasi dan kalau bisa bertemu sehingga rakyat melihat bahwa pemilu kemarin sudah selesai dengan lancar, aman, damai, dan tidak ada sesuatu apapun," kata Jokowi.

Jokowi dan Prabowo sempat bergandengan tangan saat deklarasi kampanye damai yang digelar KPU di Lapangan Monas, 23 September 2018. (KOMPAS.com/MAULANA MAHARDHIKA)

Partai Demokrat Ungkap Makna Pelat B 2024 AHY di Mobil yang Ditumpangi AHY ke Istana

Sementara itu, Ketua BPN, Djoko Santoso mengatakan Prabowo telah menolak utusan yang dikirimkan oleh kubu 01 Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu dikatakannya di depan para pendukung Prabowo Subianto, di Taman Mini Indonesia Indah, Rabu (24/4/2019) siang.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas Tv, Kamis (25/4/2019), Djoko menyebutkan tidak ada kompromi yang diberikan oleh pihaknya.

"Tidak ada kompromi, itu sejarah yang mengajari kita kenapa Indonesia merdeka, karena dalam perjuangannya non compromise, artinya tidak ada kompromi," ujarnya.

Djoko lalu menyebutkan bahwa Prabowo menolak utusan yang dikirimkan oleh Jokowi sehari sesudah pemungutan surat suara yakni pada Kamis, (18/4/2019)

"Syukur alhamdulillah Pak Prabowo menolak semua utusan-utusan itu, itu yang disebut pemimpin kita," ulasnya.

"Pak Prabowo setia kepada kita semua. Dan kita harus setia kepada Pak Prabowo," ujar Djoko yang disambut teriakan dan tepuk tangan dari pendukung Prabowo.

(TribunWow.com/Roifah Dzatu Azmah)

WOW TODAY: