Sementara itu, terkait kesiapan, Jokowi mengatakan butuh persiapan dari segi lokasi hingga pembiayaan.
"Kita ingin berpikir visioner untuk kemajuan negara ini. Memindahkan ibu kota memerlukan persiapan yang matang, persiapan yang detail, baik dari sisi pilihan lokasi yang tepat, termasuk dengan memperhatikan aspek geopolitik, geostrategis, kesiapan infrastruktur pendukungnya dan juga soal pembiayaannya," tutur Jokowi.
Jokowi pun optimis pemindahan Ibu Kota ini berjalan dengan lancar sesuai dengan persiapan yang baik.
Sedangkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menuturkan tiga alasan mengapa Ibu Kota harus dipindah dari Jakarta, dikutip dari Kompas.com.
1. Padat penduduk
Alasan pertama adalah lantaran kondisi Jakarta yang sudah sangat padat penduduk mencapai 10,2 juta.
Padatnya jumlah penduduk di Jakarta kian menjadi-jadi karena ditopang oleh sejumlah kota yang juga punya populasi besar.
Tercatat kota Bekasi memiliki 2,4 juta penduduk, Depok 2,1 juta penduduk, Tangerang 2 juta penduduk, dan Tangerang Selatan 1,5 juta penduduk.
2. Kemacetan
Selain banyaknya penduduk di wilayah Jakarta dan kota penopangnya, ibu kota juga menjadi magnet ekonomi karena bertindak pula sebagai pusat bisnis.
Hal ini membuat lalu lintas di Jakarta tak karuan.
Kemacetan parah sudah bukan hal aneh, bahkan terjadi hampir setiap hari, sementara keberadaan jalan hanya 6,2 persen dari luas wilayah.
Bahkan, ucapnya, berdasarkan survei 2017, Jakarta merupakan kota keempat terburuk didunia untuk kondisi lalu lintas saat jam sibuk.
• Soal Warga yang Viralkan Pelanggaran Pemilu, Mahfud MD Tak Permasalahkan: Tetapi Itu Bukan Keputusan
"Kalau kita bicara rata-rata kecepatan di peak hour hanya 16 km per jam, jadi percuma punya Ferrari. Kondisi lalu lintas membutuhkan perhatian dan perbaikan luar biasa dan butuh banyak waktu," sebut Bambang.
"Gubernur Anies (Baswedan) sudah mengajukan Rp 570 triliun untuk upgrade transportasi tapi masih butuh waktu sampai 10 tahun, tapi 10 tahun lagi penduduk Jakarta tidak hanya 10,2 juta saja. Apalagi Jabodetabek-nya," sambung dia.