Kabar Tokoh

Cerita BJ Habibie saat Jadi Wapres di Masa Soeharto, Sering Protes dan Selalu Dijawab Begini

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Presiden Indonesia ke 3 BJ Habibie

Setelah membentuk kabinet, Habibie lalu bertemu dengan Jaksa Agung dan wakilnya.

"Setelah saya umumkan kabinet, saya mau bertemu Jaksa Agung dan wakilnya, saya umumkan kabinetnya, itu hari Jumat, saya mau lantik hari Sabtu.

Habibie meminta tahanan politik di masa Soeharto dibebaskan.

"Eh mulai segera, Anda harus membebaskan semua tahanan-tahanan politik, 'lho pak yang benar saja', 'kenapa?'," kata Habibie.

"Penjara hanya untuk tahanan kriminal, bukan (untuk orang dengan) pandangan politik yang lain," ujarnya.

ILUSTRASI - Presiden ke-3 RI, BJ Habibie mendampingi jenazah istrinya Hasri Ainun Habibie Besari yang baru tiba dari Jerman. (KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN)

Lebih lanjut, Habibie mengingatkan bahwa Indonesia diperjuangkan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipilih rakyat.

"Jadi kesimpulannya, perjuangan kita bergantung pada Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Manusia yang dipilih oleh rakyat, karena rakyat diciptakan oleh Allah, bukan golongan tertentu."

"Jadi, kita bersyukur dengan memberikan kebebasan orang keluar dari penjara dan seterusnya, itu (saat zaman Soeharto) ada tiga partai yang ikut pemiliu PDI, PPP dan Golkar, itu saya bilang, 'tidak' setiap orang boleh buka partai, asal sesuai undang-undang," ujar Habibie.

BJ Habibie lalu menegaskan siapapun nanti presiden yang terpilih pada Rabu (17/4/2019) ini, haruslah memantaskan dirinya dan sadar harus memimpin rakyat Indonesia.

"Kita harus pilih antara dua calon, siapapun yang Anda pilih siapapun nanti yang terpilih, dia harus memimpin 100 persen bangsa Indonesia, dan kedua yang memilih itu pilihlah seusai dengan keyakinan Anda, jadi pesan saya kita jaga Indonesia dengan baik Pak Karni," pungkasnya.

(TribunWow.com/Roifah Dzatu Azmah)

WOW TODAY: