Terkini Internasional

Mahasiswa Indonesia Kenalkan Tempe pada Investor Swedia, Target Realisasi Produksi dalam Skala Besar

Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pengunjung Sweden Demo Day mencicipi tempe goreng tepung yang disuguhkan tim Super Tempe. Mahasiswa asal Indonesia memperkenalkan tempe sebagai makanan alternatif sekaligus ide bisnis di ajang temu ribuan startup dan investor Swedia di Stockholm, Kamis (4/4/2019)

Lebih dari 3000 pengusaha, investor, media, dan pemangku kepentingan lainnya berkumpul selama satu hari penuh.

Para startup mendapatkan kesempatan untuk mengekspos kreativitas mereka dalam Brown Paper Exhibition, yakni di atas selembar kertas cokelat berukuran sama dengan satu bilik.

Sedangkan sekitar 99 startup lainnya mendapat kesempatan tampil di atas panggung dan langsung mendapatkan umpan balik dari panel investor.

Dari ribuan pengunjung itu, Super Tempe mencuri perhatian investor.

Rata-rata pengunjung menyukai rasa dan tekstur unik tempe.

“Kami bawa contoh produk olahan tempe yang digoreng dengan tepung. Apalagi masyarakat Swedia banyak yang vegan dan vegetarian tempe, jadi cocok banget jadi varian makanan mereka,” tutur Izzan Fathurrahman, mahasiswa pascasarjana bidang Development Studies.

Selain mempopulerkan tempe, tim mahasiswa Universitas Lund itu juga memperoleh kesempatan untuk memperluas jejaring bisnis.

“Tadi ada tawaran dari Sweden Food Tech, semacam komunitas pengusaha yang fokus pada teknologi pangan,” kata dia.

Ke depannya, Izzan dan kawan-kawannya mulai menargetkan realisasi produksi tempe dalam skala besar.

Peluang kerja sama pun terbuka lebar dari pemerintah kota Uppsala yang telah mewajibkan sekolah-sekolah agar menyediakan makanan vegetarian.

Unggah Video Mukbang Kepala Babi Utuh, YouTuber Korea Ini Jadi Kontroversi

Begitu juga dari aspek pengembangan riset untuk nutrisi dan varian rasa.

Tim Super Tempe juga bercita-cita agar berfokus pada pengembangan kapang atau mycelium yang bermanfaat baik bagi otak.

“Tempe ini peminatnya sangat banyak di Swedia, namun masih impor dari negara lain seperti Belanda. Dengan diproduksi di sini, kami ingin mengurangi rantai pasok,” kata Cynthia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berkat Tempe, Mahasiswa Indonesia Pikat Investor Swedia

TONTON JUGA: